Haluannews Ekonomi – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan Kamis (5/12/2024) dengan pergerakan yang cenderung datar. Hal ini terjadi di tengah sikap wait and see investor yang masih mencerna pernyataan Ketua The Fed, Jerome Powell, terkait kebijakan suku bunga acuan AS. Pada pembukaan, IHSG naik tipis 0,09% ke level 7.333,27. Namun, hanya dalam lima menit, IHSG berbalik arah dan turun tipis 0,08% ke angka 7.320,98. Nilai transaksi awal sesi I mencapai Rp 994 miliar dengan volume 1,1 miliar lembar saham dan 74.225 kali transaksi.

Related Post
Sentimen domestik dan luar negeri, khususnya pidato Powell, menjadi faktor utama yang memengaruhi pergerakan IHSG hari ini. Powell menyatakan ekonomi AS lebih kuat dari perkiraan September lalu saat The Fed mulai menurunkan suku bunga. Ia pun memberi sinyal akan lebih hati-hati dalam pemotongan suku bunga selanjutnya. "Ekonomi AS dalam kondisi sangat baik dan tak ada alasan untuk tidak berlanjut. Risiko penurunan di pasar tenaga kerja tampaknya lebih kecil, pertumbuhan lebih kuat dari dugaan, dan inflasi sedikit lebih tinggi," ujar Powell dalam acara New York Times.

Powell menjelaskan, pemotongan suku bunga setengah poin September lalu bertujuan mengirimkan sinyal kuat dukungan The Fed terhadap pasar tenaga kerja jika melemah. Namun, data revisi menunjukkan ekonomi lebih kuat dari perkiraan awal. Hal senada disampaikan dua pejabat The Fed lainnya, Presiden The Fed St. Louis Alberto Musalem dan Presiden The Fed Richmond Thomas Barkin, yang menyatakan menunggu data lebih lanjut sebelum memutuskan penurunan suku bunga.
Inflasi AS, diukur dari indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), stagnan di kisaran 2,6%-2,8% sejak Mei, jauh di atas target 2% The Fed. Meski optimis tekanan harga akan mereda, The Fed ingin bukti konkret sebelum melanjutkan pemotongan suku bunga. Data ekonomi lain menunjukkan hasil beragam. Penjualan otomotif AS November mencapai level tertinggi dalam tiga tahun terakhir, menunjukkan konsumsi tetap kuat. Namun, survei bisnis menunjukkan pendinginan di sektor jasa, dengan kekhawatiran terkait tarif impor baru yang berpotensi menaikkan harga. Powell menegaskan, keputusan kebijakan The Fed sepenuhnya berdasarkan kondisi ekonomi saat ini, bukan kebijakan masa depan. Haluannews.id Research.
Tinggalkan komentar