IHSG Dibuka Lemas, Perang Dagang AS-China Jadi Biang Keladi?

IHSG Dibuka Lemas, Perang Dagang AS-China Jadi Biang Keladi?

Haluannews Ekonomi – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan Kamis (12/6/2025) dengan sedikit penurunan, dibuka melemah 0,04% atau 2,89 poin ke level 7.219. Meski sempat terkoreksi lebih dalam hingga 0,26% sesaat setelah pembukaan, IHSG mampu bangkit dan bahkan sempat menghijau dalam lima menit awal perdagangan. Nilai transaksi pagi ini mencapai Rp 392 miliar dengan volume 694 juta saham diperdagangkan dalam 42.219 kali transaksi. Kapitalisasi pasar pun meningkat menjadi Rp 12.578 triliun.

COLLABMEDIANET

Pergerakan IHSG hari ini sangat dipengaruhi sentimen eksternal, terutama rilis data Indeks Harga Konsumen (IHK) AS dan kesepakatan perdagangan baru antara AS dan China. Data IHK AS menunjukkan inflasi Mei 2025 sebesar 0,1% (month to month), lebih rendah dari ekspektasi pasar (0,2%). Inflasi inti juga naik 0,1%, di bawah perkiraan. Secara tahunan (year on year/yoy), inflasi mencapai 2,4%, sedikit lebih tinggi dari April (2,3%), namun masih di bawah ekspektasi pasar (2,5%). Kenaikan ini, meski masih terkendali, menunjukkan dampak perang dagang mulai terasa pada harga barang konsumen.

IHSG Dibuka Lemas, Perang Dagang AS-China Jadi Biang Keladi?
Gambar Istimewa : awsimages.detik.net.id

Di sisi lain, AS dan China telah mencapai kesepakatan kerangka kerja perdagangan baru. Presiden AS Donald Trump mengumumkan kesepakatan tersebut, yang mencakup penyesuaian tarif dan peningkatan akses bagi mahasiswa China ke universitas AS. Kesepakatan ini dinilai mampu meredakan ketegangan dan membangun kepercayaan di antara kedua negara. Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, bahkan mengisyaratkan kemungkinan perpanjangan jeda tarif 90 hari untuk beberapa mitra dagang AS, asalkan menunjukkan itikad baik dalam negosiasi. Namun, belum jelas apakah Indonesia termasuk di dalamnya.

Di dalam negeri, Bank Indonesia (BI) hari ini merilis data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Mei 2025, yang diperkirakan masih berada di level optimis. Pada April, IKK mencapai 121,7, menandai peningkatan pertama dalam empat bulan terakhir. AS juga akan merilis data Indeks Harga Produsen (IHP) Mei 2025, yang diperkirakan naik menjadi 2,6%, potensial mempengaruhi keputusan The Fed terkait pemotongan suku bunga.

Secara keseluruhan, pergerakan IHSG hari ini mencerminkan kompleksitas situasi global. Kesepakatan AS-China memberikan sentimen positif, namun data inflasi AS dan ekspektasi IHP menciptakan ketidakpastian. Investor tampaknya masih mencermati perkembangan ini sebelum mengambil keputusan investasi lebih lanjut.

Editor: Rohman

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Tags:

Ikutikami :

Tinggalkan komentar