Haluannews Ekonomi – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri pekan dengan kinerja buruk, Jumat (28/2/2025). Penurunan tajam hingga 3,31% membuat IHSG parkir di level 6.270,59, menenggelamkan mayoritas saham ke zona merah. Dari 839 saham yang diperdagangkan, 570 saham melemah, 263 stagnan, dan hanya 76 saham yang menghijau. Nilai transaksi mencapai Rp 20,25 triliun dengan volume 21,63 miliar saham dalam 1,26 juta transaksi. Haluannews.id mencatat, penurunan harian IHSG sebesar lebih dari 3% terakhir terjadi pada 5 Agustus 2024, di tengah gejolak politik dalam negeri.

Related Post
Seluruh sektor terdampak negatif, dengan sektor bahan baku mengalami penurunan terdalam mencapai 7,05%, disusul industri (3,65%) dan finansial (2,98%). BBRI menjadi penekan utama IHSG dengan kontribusi negatif sebesar -41,49 poin indeks, diikuti TPIA (-19,42 poin), TLKM (-16,2 poin), BBNI (-11,35 poin), dan AMMN (-11,21 poin).

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman, menyatakan akan mengadakan pertemuan dengan pelaku pasar pada Senin (28/2/2025) untuk membahas langkah-langkah penanganan. BEI juga akan berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). "Kami tidak diam. Kami akan melihat langkah-langkah yang bisa diambil," ujar Iman di Gedung BEI, Jakarta.
Analisis MNC Sekuritas memprediksi koreksi IHSG berpotensi berlanjut, menguji rentang Rp6.269-Rp6.399. Herditya Wicaksana dari MNC Sekuritas menyarankan investor untuk selektif memilih saham dan mencermati perkembangan makro ekonomi serta laporan kinerja perusahaan. Sementara itu, Alfred Nainggolan melihat sentimen negatif dari bursa global, aksi jual asing yang masif, minimnya sentimen domestik, dan pemberitaan negatif sebagai faktor penyebab penurunan IHSG. Meskipun demikian, ia menyarankan investor jangka panjang untuk melihat situasi ini sebagai peluang membeli saham di harga murah, dengan proyeksi support IHSG berikutnya di Rp6.260.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar