Haluannews Ekonomi – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan sesi pertama Selasa (11/3/2025) dengan penurunan 0,91% ke level 6.538,19. Meski sempat anjlok hingga 1,4% di awal perdagangan, IHSG berhasil memangkas koreksi. Pergerakan ini sejalan dengan tren negatif di bursa Asia-Pasifik. Nilai transaksi mencapai Rp 5,21 triliun dengan volume 10,77 miliar saham.

Related Post
Mayoritas saham terkoreksi, hanya 154 saham yang mencatatkan kenaikan. Sektor konsumer non primer memimpin pelemahan dengan penurunan 3,65%, diikuti bahan baku (-2,61%) dan properti (-2,1%). Satu-satunya sektor yang menghijau adalah teknologi, ditopang oleh kinerja positif saham DCII yang naik signifikan.

Namun, beberapa emiten menjadi beban utama pelemahan IHSG. GOTO menjadi sorotan dengan penurunan 4,71% ke level Rp 81 per saham, menyumbang -8,78 poin indeks. TPIA dan BREN, milik Prajogo Pangestu, juga memberikan kontribusi negatif yang signifikan, masing-masing -5,14 dan -4,82 poin indeks. AMRT dan BRMS turut memberikan tekanan.
Di sisi lain, saham DCII menjadi penopang IHSG, bahkan menyentuh auto rejection atas (ARA) dengan kenaikan 9,44% ke Rp 186.000. Kenaikan ini mendorong kapitalisasi pasar DCII menembus Rp 443,38 triliun.
Pelemahan IHSG juga dipengaruhi oleh penurunan peringkat dan rekomendasi Indonesia oleh Goldman Sachs. Lembaga investasi tersebut menurunkan peringkat saham RI dari overweight menjadi market weight, dan merevisi rekomendasi surat utang BUMN tenor panjang menjadi netral. Goldman menaikkan proyeksi defisit fiskal Indonesia menjadi 2,9% dari PDB, merespon kebijakan pemerintah. Sentimen negatif global, termasuk perlambatan ekonomi AS dan kekhawatiran akan "Trumpcession", turut memperparah situasi.
Haluannews.id mencatat, penurunan belanja konsumen AS dan pelebaran defisit perdagangan menjadi indikator pelemahan ekonomi AS. Keputusan Presiden Trump terkait tarif impor juga menambah ketidakpastian pasar global.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar