IHSG Ambruk! Bankir Ungkap Penyebabnya

IHSG Ambruk! Bankir Ungkap Penyebabnya

Haluannews Ekonomi – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menukik tajam pada akhir Februari 2025, ambles 2,5% hingga menyentuh level 6323,12. Sektor keuangan menjadi biang keladi, anjlok 2,61% dan menyeret saham-saham perbankan besar seperti BBRI (-7,44%), BBNI (-7,14%), BMRI (-1,29%), dan BBCA (-1,17%). Ironisnya, kinerja keuangan bank-bank tersebut justru positif. Lalu, apa yang sebenarnya terjadi?

COLLABMEDIANET

Wakil Ketua Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) IV, Taswin Zakaria, menuding minimnya likuiditas pasar sebagai penyebab utama. Menurutnya, koreksi ini tak terkait dengan fundamental perbankan. "Kinerja dan harga saham sudah tak berhubungan. Anjloknya harga terjadi saat kinerja empat bank besar justru positif. Likuiditas pasar yang tipis sepertinya menjadi pemicunya," jelas Taswin kepada Haluannews.id.

IHSG Ambruk! Bankir Ungkap Penyebabnya
Gambar Istimewa : awsimages.detik.net.id

Pandangan senada disampaikan Direktur Kepatuhan Bank Oke Indonesia (DNAR), Efdinal Alamsyah. Ia menyebut faktor eksternal, seperti aksi jual investor asing, rebalancing portofolio, dan volatilitas global, turut berperan. Ketidakpastian kebijakan domestik, misalnya pembentukan Badan Pengelola Investasi (BPI) Danatara, juga memicu kekhawatiran investor. "Jika tren penurunan berlanjut, ada potensi dampak negatif terhadap kinerja perbankan, seperti peningkatan biaya pendanaan dan penurunan minat investasi," imbuhnya kepada Haluannews.id. Saham DNAR sendiri ikut terdampak, anjlok 5,66% dan 11,50% secara year to date (ytd).

Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar, mengamini bahwa koreksi IHSG merupakan fenomena regional. "Bursa Asia juga terkoreksi besar. Koreksi BBNI (-7,13% ytd) bukan masalah fundamental, karena bank lain sudah lebih dulu terkoreksi," ujarnya kepada Haluannews.id. BNI sendiri mencatatkan kenaikan laba bersih 9,7% di Januari 2025. Sebagai langkah antisipasi, BNI mempertimbangkan buyback saham dan terus mengupdate strategi dan kinerja.

Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, tegas menyatakan koreksi saham tak berkaitan dengan kinerja perusahaan. "Saham yang bearish tak ada kaitannya dengan kinerja bank. Kita tetap tumbuh stabil," kata Jahja kepada Haluannews.id. BCA mencatatkan laba bersih Rp 4,73 triliun (bank only) di Januari 2025, tumbuh 5,8% yoy. Ia menambahkan, sentimen negatif investor lebih dipengaruhi dampak global dan makro ekonomi.

Kesimpulannya, ambruknya IHSG dan saham perbankan lebih disebabkan faktor eksternal dan likuiditas pasar, bukan kinerja fundamental perbankan itu sendiri.

Editor: Rohman

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Tags:

Ikutikami :

Tinggalkan komentar