Haluannews Ekonomi – "Hujan membawa berkah" menjadi kenyataan bagi Nuryasin, Kepala SDN Pejagan IV, Madura. Saat memperbaiki halaman sekolah yang becek akibat hujan, ia tak sengaja menemukan harta karun berupa koin kuno peninggalan VOC senilai miliaran rupiah. Kisah ini bermula dari upaya Nuryasin menutup area becek di halaman sekolah dengan tanah kering. Saat menggali tanah sedalam 25-30 cm, ia menemukan gerabah kuno berisi koin-koin tersebut.

Related Post
Koin-koin tersebut, menurut laporan Suara Karya (1 Februari 1991), bertuliskan VOC dan lambang Kerajaan Belanda, dengan tahun pembuatan antara 1746 hingga 1760, serta koin lain berdiameter 2,9 cm bertuliskan "Indiae Batav" (1819-1828). Penemuan ini langsung menggemparkan Indonesia, dan otoritas terkait segera melakukan investigasi. Temuan tersebut dikonfirmasi sebagai koin perak peninggalan VOC dan masa penjajahan Belanda, dengan total berat 13 kg dan nilai miliaran rupiah.

Meskipun banyak yang mendorongnya untuk menjual temuan tersebut, Nuryasin menolak menjadikannya sumber kekayaan pribadi. Ia memilih menyerahkan seluruh koin kuno kepada museum sesuai arahan Depdikbud kala itu. Keputusan mulia ini menjadikan Nuryasin bukan hanya penemu harta karun, tetapi juga sosok yang menghargai nilai sejarah.
Penemuan ini membuka lembaran baru dalam pemahaman transaksi ekonomi di era VOC. Seperti yang dijelaskan dalam buku "Uang Indonesia: Sejarah dan Perkembangannya" (2021) oleh Erwin Kusuma, masyarakat Jawa kuno telah menggunakan koin emas untuk transaksi skala besar, sementara VOC kemudian memperkenalkan berbagai jenis koin (rijksdaalder, dukat, stuiver, gulden, dan doit) untuk menyeragamkan sistem moneter di Nusantara. Koin "doit", khususnya, meninggalkan jejak dalam bahasa Indonesia hingga kini, menjadi kata "duit".
Penemuan Nuryasin menjadi bukti nyata bagaimana sistem moneter berkembang di Indonesia, dari penggunaan koin emas dan perak di masa lalu hingga sistem mata uang modern saat ini. Kisah ini juga menyoroti pentingnya pelestarian sejarah dan nilai-nilai luhur dalam menghadapi godaan ekonomi.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar