Haluannews Ekonomi – Menteri BUMN, Erick Thohir, dengan tegas membantah perbandingan antara Badan Pengelola Investasi Danantara (BPI Danantara) dengan 1Malaysia Development Berhad (1MDB). Ia meminta publik untuk tidak terburu-buru menyamakan keduanya, mengingat rekam jejak 1MDB yang sarat skandal korupsi. Pernyataan ini disampaikan Erick di Bandara Soekarno-Hatta, Sabtu (1/3/2025).

Related Post
"Saya dan Pak Rosan punya hubungan baik. Pak Rosan pernah jadi Wakil Menteri BUMN, jadi ini positif. Visi Bapak Presiden juga positif. Tapi saya akui, pasar masih berpandangan negatif terhadap Danantara," ungkap Erick. Ia menekankan pentingnya melihat contoh keberhasilan Sovereign Wealth Fund (SWF) lain seperti PIF di Saudi Arabia, ADIA di Dubai, atau Qatar Investment Authority, sebagai benchmarking yang tepat, bukan malah mencontoh kasus-kasus gagal.

Erick juga menjelaskan sumber pendanaan Danantara. "Ini bukan uang masyarakat dari bank yang diinvestasikan, melainkan dividen BUMN yang diputar kembali," tegasnya. Ia meminta masyarakat untuk menilai kinerja Danantara terlebih dahulu sebelum memberikan penilaian negatif. "Jangan langsung membandingkan Danantara dengan SWF yang bermasalah. Itu kesalahan besar. Kita buktikan saja kinerjanya," tambahnya.
Lebih lanjut, Erick menanggapi kritik terhadap BUMN yang kerap dikaitkan dengan korupsi dan inefisiensi. Ia menantang, "Kalau semua BUMN korup, tidak mungkin laba mencapai Rp 310 triliun. Pelayanan bandara juga tidak mungkin membaik." Pemerintah, kata Erick, tetap terbuka terhadap kritik, namun masyarakat harus melihat bukti nyata sebelum menilai. "Tapi kalau ada isu di lapangan, silakan saja," tutupnya.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar