Haluannews Ekonomi – PT Futura Energi Global Tbk (FUTR) tancap gas di sektor energi terbarukan (EBT) dengan menggandeng dua raksasa asal China, Zhejiang Energy PV-Tech Co., Ltd dan PT Hypec International. Kolaborasi ini diwujudkan melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Atap (PLTSA) berkapasitas 130 Megawatt (MW).
Related Post
Nilai investasi proyek strategis ini masih dalam tahap pengkajian dan diskusi mendalam antara ketiga pihak. Namun, Direktur Utama FUTR, Tonny Agus Mulyanto, optimis bahwa kemitraan ini akan menjadi katalis positif bagi pertumbuhan pendapatan perseroan di masa depan.
Proyek PLTS ini akan berlokasi di Bali, dengan koordinasi intensif bersama Pemerintah Daerah (Pemda) untuk menentukan lokasi yang sesuai dengan tata ruang dan potensi wilayah setempat. FUTR berencana membentuk anak perusahaan khusus untuk mengelola operasional PLTS ini. Targetnya, seluruh proses dokumentasi, studi kelayakan, dan perizinan akan rampung pada semester pertama 2026, membuka jalan bagi dimulainya fase konstruksi.
Tonny menekankan bahwa proyek ini akan mematuhi ketentuan tarif yang diatur dalam Perpres Nomor 112 Tahun 2022 tentang "Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan." Langkah ini sejalan dengan komitmen pemerintah untuk mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060. Dukungan finansial dari Zhejiang dan keahlian EPC dari Hypec diyakini akan menjadi fondasi kuat bagi kesuksesan proyek ini.
Langkah FUTR ini semakin mempertegas komitmennya dalam mendukung transisi energi di Indonesia. Pasca akuisisi oleh PT Aurora Dhana Nusantara (Ardhantara), FUTR bertransformasi menjadi holding energi hijau yang fokus pada pengembangan proyek-proyek EBT. Meskipun saham FUTR saat ini masih disuspensi oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), prospek bisnis energi terbarukan yang menjanjikan diyakini akan menjadi daya tarik bagi investor.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar