Haluannews Ekonomi – PT Astra International Tbk (ASII) mengumumkan rencana pembagian dividen tahun buku 2024 sebesar Rp 408 per saham. Angka ini terdiri dari dividen interim Rp 98 per saham yang telah dibayarkan Oktober lalu, dan dividen final Rp 308 per saham yang akan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Mei 2025. Haluannews.id mencatat, usulan dividen final ini memberikan dividend yield sebesar 6,7% berdasarkan harga saham per 27 Februari 2025.

Related Post
Meskipun membagikan dividen yang cukup menggiurkan, kinerja Astra di tahun 2024 terbilang stagnan. Laba bersih perusahaan hanya tumbuh 1% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 34,05 triliun, naik tipis dari Rp 33,99 triliun di tahun 2023. Pendapatan bersih juga tercatat tumbuh 5% yoy menjadi Rp 330,92 triliun.

Analisis lebih lanjut menunjukkan kontribusi beragam divisi Astra terhadap laba bersih. Divisi alat berat, pertambangan, konstruksi, dan energi menjadi penyumbang terbesar dengan Rp 12 triliun, meskipun mengalami penurunan 5% yoy. Divisi otomotif menyusul di posisi kedua dengan laba bersih Rp 11,21 triliun, turun 2% yoy, yang dipengaruhi oleh pelemahan pasar mobil nasional. Namun, Presiden Direktur Astra International, Djony Bunarto Tjondro, mencatat peningkatan kontribusi dari bisnis sepeda motor mampu sedikit meredam penurunan tersebut.
Di sisi lain, beberapa divisi Astra justru mencatatkan pertumbuhan signifikan. Divisi properti misalnya, menorehkan kenaikan laba bersih hingga 56% yoy menjadi Rp 222 miliar. Divisi teknologi informasi dan infrastruktur logistik juga menunjukkan pertumbuhan yang impresif, masing-masing mencapai 43% yoy (Rp 156 miliar) dan 37% yoy (Rp 1,33 triliun).
Pertumbuhan yang tidak merata di antara divisi-divisi Astra ini menjadi sorotan. Meskipun dividen yang dibagikan cukup menarik bagi investor, pertumbuhan laba bersih yang hanya 1% menjadi pertanyaan besar tentang prospek perusahaan di masa mendatang. Apakah strategi Astra mampu mendorong pertumbuhan yang lebih signifikan di tahun-tahun berikutnya? Hal ini akan menjadi perhatian utama para analis pasar.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar