Haluannews Ekonomi – Keputusan The Fed, Bank Sentral China, dan Bank Indonesia untuk menahan suku bunga acuan di tengah gejolak pasar global memicu perdebatan sengit. Ekonom Senior Aviliani menyebutnya sebagai dilema ekonomi yang pelik. Di satu sisi, penurunan suku bunga memang dibutuhkan untuk menstimulasi pertumbuhan ekonomi yang lesu. Namun, di sisi lain, mempertahankan suku bunga di level saat ini menyimpan risiko tersendiri.

Related Post
Aviliani, yang juga menjabat sebagai Ketua Bidang Pengkajian dan Pengembangan PERBANAS, menganalisis bahwa langkah The Fed menahan Fed Funds Rate tak lepas dari dampak perang tarif yang memicu inflasi di AS dan berimbas pada sektor imigran. Sementara itu, di China dan Indonesia, keputusan mempertahankan suku bunga bertujuan untuk menstabilkan nilai tukar dan mengendalikan inflasi yang tengah meningkat.

Dalam wawancara eksklusif di program Power Lunch Haluannews.id (Jumat, 21/03/2025), Aviliani memaparkan pandangannya secara mendalam mengenai dampak kebijakan suku bunga ini terhadap perekonomian global. Ia menjelaskan bagaimana keputusan tersebut berpotensi mempengaruhi investasi, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas pasar keuangan secara keseluruhan. Analisisnya memberikan gambaran yang komprehensif tentang kompleksitas situasi ekonomi global saat ini dan tantangan yang dihadapi oleh para pengambil kebijakan moneter. Pertanyaannya, apakah strategi menahan suku bunga ini merupakan langkah tepat dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi yang semakin meningkat? Hal ini masih menjadi perdebatan yang menarik untuk diikuti.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar