Haluannews Ekonomi – Menteri BUMN Erick Thohir dan Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman kompak optimistis terhadap dampak positif Badan Pengelolaan Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) bagi pasar modal Indonesia, khususnya terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Meskipun sempat terjadi koreksi IHSG pasca peluncuran Danantara pada 24 Februari 2025, keduanya meyakini lembaga ini akan menjadi katalis pertumbuhan jangka panjang.

Related Post
Erick Thohir membantah anggapan negatif yang mengaitkan penurunan IHSG dengan kehadiran Danantara. Ia menekankan bahwa faktor eksternal, seperti kebijakan ekonomi AS yang dinilai agresif, juga turut berperan. "Kita tidak bisa melawan persepsi yang membandingkan Danantara dengan sovereign wealth fund yang gagal. Itu salah besar," tegas Erick. Ia optimistis transparansi pengelolaan Danantara akan memperbaiki persepsi pasar. Lebih lanjut, Erick menyoroti kontribusi signifikan BUMN terhadap perekonomian nasional, membantah asumsi negatif yang seringkali muncul.

Iman Rachman menambahkan, 12 BUMN dan anak usahanya yang tergabung dalam Danantara memiliki kapitalisasi pasar mencapai Rp 1.893 triliun per Desember 2024, setara dengan 15% dari total kapitalisasi pasar BEI. Kontribusi mereka terhadap nilai transaksi juga signifikan, mencapai sekitar 27%. "Danantara berpotensi besar mendorong pertumbuhan ekonomi dan kapitalisasi pasar," kata Iman. Ia menjelaskan bahwa Danantara akan meningkatkan efisiensi dan transparansi pengelolaan BUMN, serta memudahkan pemanfaatan dividen untuk kepentingan anggota. Model pengelolaan yang lebih agile ini menjadi pembeda utama.
Iman juga menyoroti keberhasilan historis BUMN yang tercatat di bursa, dengan kenaikan harga saham signifikan sejak IPO. Contohnya, saham BRI meningkat lebih dari 4.700%, Bank Mandiri 3.300%, dan Telkom 1.326%. "Ini menunjukkan BUMN yang go public cenderung tumbuh lebih cepat karena transparansi dan akuntabilitasnya meningkat," ujarnya. Keuntungan lain bagi BUMN yang tercatat di bursa adalah akses mudah ke instrumen pasar modal seperti rights issue dan penerbitan obligasi. Dengan potensi aset yang dikelola mencapai US$ 900 miliar, Danantara diharapkan mampu menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar