Haluannews Ekonomi – Awal pekan ini, pasar saham Asia Pasifik menunjukkan performa yang beragam. Bursa Australia menjadi sorotan setelah mengalami penurunan tipis, sementara mayoritas bursa di Asia lainnya tutup untuk libur nasional. Peristiwa ini memberikan gambaran menarik tentang sentimen investor di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Related Post
Indeks S&P/ASX 200 Australia tercatat merosot 0,29%, mengurangi sedikit peningkatan yang dicapai pada sesi perdagangan sebelumnya. Penurunan ini terjadi meskipun Perdana Menteri Anthony Albanese berhasil mempertahankan jabatannya untuk periode kedua, sebuah peristiwa yang umumnya diinterpretasikan sebagai sinyal kesinambungan kebijakan ekonomi. Namun, prospek ekonomi makro yang masih belum pasti tampaknya mempengaruhi pergerakan indeks.

Dolar Australia juga ikut melemah, terdepresiasi 0,06% terhadap dolar AS dan diperdagangkan pada level 0,6439. Sementara itu, sejumlah bursa utama Asia seperti Jepang, Korea Selatan, Hong Kong, dan China menutup perdagangannya untuk merayakan hari libur nasional.
Di sisi lain, bursa berjangka AS menunjukkan penurunan tipis, berbeda dengan peningkatan signifikan yang terjadi di Wall Street pada pekan lalu. Indeks S&P 500, misalnya, menutup perdagangan Jumat lalu dengan kenaikan 1,47%, menandai rekor kenaikan sembilan hari berturut-turut – yang terpanjang sejak November 2004. Kenaikan ini bahkan berhasil memulihkan seluruh kerugian yang terjadi sejak 2 April. Dow Jones Industrial Average juga mencatat kenaikan signifikan, naik 1,39% dan ditutup pada angka 41.317,43. Hal serupa juga terjadi pada Nasdaq Composite yang menguat 1,51%.
Pergerakan pasar ini menunjukkan adanya dinamika yang kompleks yang mempengaruhi sentimen investor. Ketidakpastian ekonomi global, libur nasional di beberapa negara Asia, dan perkembangan politik domestik di Australia menjadi beberapa faktor yang patut diperhatikan.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar