Haluannews Ekonomi – Bursa Asia Pasifik kembali terpuruk, melanjutkan tren pelemahan tajam yang telah berlangsung beberapa hari terakhir. Tensi perang dagang global yang memanas menjadi biang keladi anjloknya bursa-bursa utama di kawasan tersebut. Investor diliputi kepanikan dan melakukan aksi jual besar-besaran (panic selling), memicu suasana penghindaran risiko (risk-off) yang kian intensif.
Related Post
Bursa Hang Seng Hong Kong (HSI) mencatat penurunan paling drastis, ambles hingga 8,4%. Nasib serupa dialami Taiwan Taiex Index yang anjlok hampir 10% atau tepatnya 9,69%. Sementara itu, Bursa Jepang Nikkei juga mengalami penurunan signifikan sebesar 6,2%, bahkan sempat menyentuh level terendah dalam 18 bulan terakhir. Perdagangan kontrak berjangka Jepang bahkan sempat dihentikan sementara karena pasar mencapai batas bawah (circuit breakers).
Korea Selatan juga tak luput dari gejolak ini. Bursa KOSPI ambruk 4,5%. Australia juga merasakan dampaknya, dengan ASX yang jeblok 4,8%, bahkan sempat menyentuh level terendah dalam 18 bulan terakhir, mencapai penurunan 5,34%.
Pelemahan ini merupakan kelanjutan dari tren negatif yang terjadi pada Kamis dan Jumat pekan lalu. Ketiadaan kabar baik mengenai negosiasi penurunan tarif atau penundaan pemberlakuan tarif timbal balik dari pemerintahan Donald Trump, yang seharusnya berlaku mulai 9 April, semakin memperparah situasi. Ketidakpastian kebijakan perdagangan global ini telah memicu kekhawatiran besar di kalangan investor, sehingga memicu aksi jual massal yang memukul bursa Asia Pasifik. Kondisi ini menjadi sinyal peringatan bagi perekonomian global yang tengah menghadapi tantangan serius.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar