Haluannews Ekonomi – Bursa Asia-Pasifik kompak dibuka merah pada perdagangan Jumat (13/12/2024), mengikuti jejak Wall Street yang juga melemah. Hal ini dipicu oleh rilis data inflasi produsen Amerika Serikat (AS) terbaru yang lebih tinggi dari perkiraan.

Related Post
Per pukul 08:30 WIB, indeks Nikkei 225 Jepang anjlok 0,83%, Hang Seng Hong Kong turun 0,78%, Shanghai Composite China terkoreksi 0,69%, Straits Times Singapura merosot tipis 0,01%, KOSPI Korea Selatan terpangkas 0,28%, dan ASX 200 Australia melemah 0,67%.

Di Jepang, meskipun survei Tankan menunjukkan optimisme yang lebih tinggi dari perkiraan di kalangan produsen besar, sentimen pasar tetap negatif. Indeks Tankan untuk perusahaan manufaktur besar naik menjadi 14 pada kuartal IV-2024, naik dari 13 pada kuartal sebelumnya dan melampaui ekspektasi analis. Namun, dampak positifnya tertutupi oleh kekhawatiran global. Investor juga mencermati janji stimulus ekonomi dari China pasca pertemuan penting pemerintah.
Pergerakan bursa Asia hari ini selaras dengan penurunan Wall Street kemarin. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) melemah 0,53%, S&P 500 terkoreksi 0,54%, dan Nasdaq Composite turun 0,65%. Penyebabnya adalah data Indeks Harga Produsen (IHP) AS bulan November yang lebih panas dari perkiraan pasar dan data Indeks Harga Konsumen (IHK).
Laporan Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan IHP AS tumbuh 3% secara tahunan (yoy) pada November, lebih tinggi dari 2,6% pada Oktober dan melampaui prediksi pasar sebesar 2,6%. Secara bulanan (mtm), IHP naik 0,4%, melebihi angka Oktober (0,3%) dan ekspektasi pasar (0,2%). Data ini kontras dengan IHK AS yang dirilis sebelumnya, yang sesuai dengan ekspektasi pasar, yaitu tumbuh 2,7% (yoy) dan 0,3% (mtm).
Meskipun prediksi pasar untuk pemangkasan suku bunga The Fed masih tinggi (mencapai 94,7% berdasarkan CME FedWatch), ada indikasi potensi jeda atau penundaan pemangkasan suku bunga pada Januari 2025. Beberapa pejabat The Fed telah menyerukan kehati-hatian mengingat ekonomi AS yang tetap kuat. Situasi ini menimbulkan ketidakpastian dan berdampak pada sentimen investor global, termasuk di pasar Asia. IHSG pun perlu diwaspadai.
Haluannews.id Research










Tinggalkan komentar