Haluannews Ekonomi – Pergerakan harga Bitcoin kembali menjadi sorotan tajam di pasar kripto. Prediksi kenaikan harga yang fantastis hingga menyentuh angka US$ 150.000 atau sekitar Rp 2,5 miliar (asumsi kurs Rp 16.667 per USD) tahun ini dilontarkan oleh Mark Yusko, Manajer hedge fund sekaligus CEO Morgan Creek Capital Management. Pernyataan berani ini disampaikan Yusko kepada Haluannews.id beberapa waktu lalu.

Related Post
Yusko bahkan menyarankan investor untuk mengalokasikan 1% hingga 3% portofolio mereka ke Bitcoin. Menurutnya, "Bitcoin adalah rajanya. Ini adalah token yang dominan. Ini adalah bentuk emas yang lebih baik." Keyakinan Yusko ini didasari oleh kinerja Bitcoin yang telah melesat sekitar 159% dalam setahun terakhir, sempat menembus US$ 73.000 pada awal Maret. Meskipun saat ini diperdagangkan sekitar US$ 70.700, Yusko optimistis harga Bitcoin masih berpotensi meningkat hingga 10 kali lipat dalam dekade mendatang.

Salah satu faktor pendorong utama yang diyakini Yusko adalah peluncuran dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) Bitcoin pada Januari lalu. Selain itu, halving Bitcoin yang dijadwalkan akhir April, yang akan memangkas separuh imbalan penambangan, diprediksi akan menciptakan guncangan pasokan dan memicu lonjakan harga. Yusko mencatat secara historis, puncak harga Bitcoin biasanya terjadi sekitar sembilan bulan setelah halving atau menjelang akhir tahun.
Namun, pandangan berbeda datang dari JPMorgan Chase & Co. Lembaga keuangan terkemuka AS ini justru memprediksi penurunan harga Bitcoin hingga US$ 42.000 (sekitar Rp 708 juta) pasca-halving. Analisis JPMorgan didasarkan pada biaya produksi Bitcoin (biaya penambangan) yang berfungsi sebagai batas bawah harga. Secara historis, harga Bitcoin cenderung berada di atas biaya produksi karena penambang enggan menjual di bawah harga pokok agar terhindar dari kerugian. Data MacroMicro menunjukkan biaya produksi Bitcoin saat ini sedikit di bawah US$ 50.000, sehingga halving diperkirakan akan menurunkan biaya produksi dan menekan harga.
Perbedaan prediksi yang signifikan ini menunjukkan ketidakpastian yang masih menyelimuti pasar kripto. Investor perlu mencermati berbagai faktor fundamental dan sentimen pasar sebelum mengambil keputusan investasi.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar