Haluannews Ekonomi – Emiten semen raksasa, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) atau Semen Indonesia Group (SIG), tengah bergulat dengan masalah oversupply yang cukup signifikan. Direktur Utama SIG, Donny Arsal, mengungkapkan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI pada Rabu (4/12/2024), bahwa kapasitas produksi perusahaan mencapai 122 juta ton, sementara permintaan hanya sekitar 65 juta ton. Artinya, SIG menghadapi oversupply hingga 100%.

Related Post
Donny menjelaskan, penurunan permintaan ini bermula sejak pandemi Covid-19. Situasi diperparah dengan rencana pembangunan pabrik baru yang akan menambah kapasitas produksi. "Permintaan hanya berkisar 60-65 juta ton, sementara kapasitas produksi saat ini 122 juta ton dan berpotensi bertambah," ujarnya.

Yang lebih mengkhawatirkan, penurunan permintaan utama berasal dari segmen ritel yang menyumbang sekitar 70% dari total permintaan SIG hingga September 2024. Donny memaparkan penurunan permintaan ritel mencapai 5%. Sementara itu, kontribusi proyek pembangunan hanya berkisar 20-30%. Partisipasi SIG dalam proyek-proyek besar pun ikut berkurang.
"Masalah utamanya ada di ritel yang sampai September lalu turun 5% dari sisi permintaan. Penurunan permintaan ini juga menekan harga jual karena persaingan ketat. Akibatnya, kinerja kami dibandingkan tahun lalu menurun dari sisi harga jual rata-rata dan volume," jelas Donny.
Kondisi ini berdampak signifikan pada kinerja keuangan SIG. Laba perusahaan pada kuartal III-2024 anjlok hingga 44% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Oversupply dan penurunan permintaan ritel menjadi tantangan besar yang harus dihadapi SIG di tengah persaingan industri semen yang semakin ketat.
Tinggalkan komentar