Haluannews Ekonomi – Raksasa energi Shell mengumumkan penurunan laba bersih yang mengejutkan pada kuartal pertama 2025, mencapai 35%. Laporan keuangan yang dirilis Jumat (2/5/2025) menunjukkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham merosot menjadi US$4,8 miliar, jauh di bawah US$7,4 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Penurunan ini seiring dengan anjloknya pendapatan total sebesar 6%, dari US$74,7 miliar menjadi US$70,2 miliar. Haluannews.id mencatat, kejatuhan harga minyak mentah menjadi penyebab utama, dipicu oleh kekhawatiran pasar terhadap dampak kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump terhadap perlambatan ekonomi global.

Related Post
Laporan Shell sendiri menyebut, pelaku pasar cemas kebijakan tarif baru Trump akan menekan permintaan global dan memperlambat pertumbuhan ekonomi, yang pada akhirnya memukul harga komoditas seperti minyak. Meskipun demikian, hasil kuartal pertama Shell masih melampaui ekspektasi analis. Untuk menenangkan investor, Shell mengumumkan program pembelian kembali saham (buyback) sebesar US$3,5 miliar selama tiga bulan ke depan. CEO Shell, Wael Sawan, menyatakan optimisme atas langkah ini.

Kinerja buruk ini melanjutkan tren negatif sepanjang 2024, di mana laba bersih tahunan Shell turun 17% akibat pelemahan harga minyak. Untuk menjaga profitabilitas, Shell, bersama kompetitornya seperti BP, mulai mengurangi komitmen iklim dan berfokus kembali pada sektor minyak dan gas. Tahun lalu, Shell bahkan mengumumkan penghentian kepemimpinan dalam pengembangan proyek angin lepas pantai (offshore wind) baru – sebuah perubahan signifikan dari strategi sebelumnya yang lebih ramah lingkungan.
BP, kompetitor utama Shell, juga mengalami nasib serupa. Mereka melaporkan penurunan laba bersih hingga 70% pada kuartal pertama, hanya mencapai US$687 juta. Penurunan ini disebabkan oleh melemahnya penjualan gas dan margin penyulingan yang lebih rendah. Situasi ini menunjukkan tantangan besar yang dihadapi industri migas global di tengah ketidakpastian ekonomi global dan perubahan strategi perusahaan.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar