Waspada! Ancaman Resesi Global, Bank RI Lakukan Ini

Waspada! Ancaman Resesi Global, Bank RI Lakukan Ini

Haluannews Ekonomi – Gelombang badai ekonomi global dan domestik mengancam industri perbankan Tanah Air. Penyaluran kredit terancam lesu akibat melemahnya daya beli masyarakat, kebijakan proteksionis, dan depresiasi rupiah. Hal ini memaksa perbankan untuk lebih berhati-hati dalam menyalurkan kredit.

COLLABMEDIANET

Ryan Kiryanto, ekonom LPPI, menekankan perlunya strategi mitigasi risiko kredit yang lebih prudent. "Penyaluran kredit baru harus lebih selektif. Kredit yang sudah berjalan pun perlu direview ketat," tegasnya dalam wawancara dengan Haluannews.id, Rabu (9/4/2025). Ia menambahkan, dalam situasi ekonomi yang suram ini, menjaga kualitas aset kredit menjadi prioritas utama.

Waspada! Ancaman Resesi Global, Bank RI Lakukan Ini
Gambar Istimewa : awsimages.detik.net.id

Senada dengan Ryan, CIMB Niaga (BNGA) menyatakan akan menerapkan pendekatan yang lebih hati-hati dalam penyaluran kredit. Presiden Direktur CIMB Niaga, Lani Darmawan, mengungkapkan pentingnya komunikasi aktif dengan debitur untuk memahami kondisi lapangan dan mengantisipasi risiko. "Fokus utama kami adalah menjaga likuiditas," tambahnya dalam wawancara dengan Haluannews.id, Rabu (9/4/2025).

Bank Mandiri (BMRI) melalui Corporate Secretary-nya, M. Ashidiq Iswara, menyatakan setiap keputusan kredit didasarkan pada asesmen risiko yang komprehensif, termasuk analisis keuangan debitur, prospek usaha, dan kondisi pasar. Bank pelat merah ini berkomitmen menyeimbangkan ekspansi bisnis dengan keberlanjutan. Untuk mitigasi risiko global, Bank Mandiri telah melakukan uji stress testing dan sensitivity analysis. "Kami juga menerapkan Loan Portfolio Guideline untuk menyeleksi sektor dan debitur yang prospektif," jelasnya kepada Haluannews.id, Kamis (10/4/2025).

Sementara itu, Bank Central Asia (BCA) fokus pada fundamental bisnis dan langkah-langkah prudent dalam menghadapi dinamika ekonomi. EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn, mengatakan BCA memantau risiko konsentrasi kredit, melakukan evaluasi sektor industri, dan menerapkan Early Warning System untuk mendeteksi potensi debitur bermasalah. "Kami juga menjaga permodalan dan likuiditas untuk mendukung pertumbuhan kredit," ujarnya kepada Haluannews.id, Rabu (9/4/2025).

Situasi ekonomi global yang tidak menentu memaksa perbankan Indonesia untuk lebih selektif dan waspada dalam menjalankan bisnisnya. Prioritas utama adalah menjaga kualitas aset dan likuiditas untuk menghadapi potensi risiko kredit yang meningkat.

Editor: Rohman

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Tags:

Ikutikami :

Tinggalkan komentar