Haluannews Ekonomi – Wall Street kembali dibuka lesu pada perdagangan Selasa (10/12/2024). Mayoritas bursa saham Amerika Serikat (AS) menunjukkan performa yang kurang mengesankan, membuat investor cenderung wait and see. Dow Jones Industrial Average (DJIA) merosot 0,46% ke posisi 44.222,60, sementara S&P 500 hanya turun tipis 0,02% menjadi 6.051,64. Namun, di tengah lesunya pasar, Nasdaq Composite justru mencatatkan penguatan 0,35% dan ditutup di angka 19.806,67.
Related Post
Sentimen pasar yang hati-hati ini didorong oleh antisipasi rilis data inflasi AS yang krusial. Data indeks harga konsumen (IHK) AS, yang akan diumumkan Rabu besok, diperkirakan akan sangat memengaruhi keputusan The Fed terkait suku bunga dalam pertemuannya tanggal 17-18 Desember. Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memprediksi inflasi umum naik 0,3% secara bulanan (mtm) dan 2,7% secara tahunan (yoy) pada November. Jika prediksi ini terbukti benar, peluang The Fed untuk menurunkan suku bunga akan semakin menipis.
Meskipun CME FedWatch menunjukkan probabilitas pasar yang masih cukup optimis (8,61%) terhadap pemangkasan suku bunga acuan oleh The Fed, peningkatan ini dari angka sebelumnya (85%) tetap perlu dikaji lebih dalam. Pernyataan Ketua The Fed, Jerome Powell, yang menekankan pendekatan kehati-hatian dalam melonggarkan kebijakan moneter juga turut mempengaruhi sentimen pasar. Pulihnya data tenaga kerja AS semakin memperkuat potensi perubahan sikap The Fed pada pertemuan akhir tahun ini.
Saat ini, The Fed tengah dalam periode tanpa komentar, namun data inflasi yang akan dirilis pekan ini akan menjadi petunjuk terakhir bagi investor sebelum pengambilan keputusan suku bunga. Situasi ini membuat investor lebih memilih untuk mengamati perkembangan sebelum mengambil langkah selanjutnya. Ketidakpastian ini yang menyebabkan sebagian besar bursa saham AS dibuka dengan performa yang kurang optimal, kecuali Nasdaq yang justru menunjukkan tren positif.
Tinggalkan komentar