Haluannews Ekonomi – Prospek penurunan suku bunga acuan global dan domestik tengah menjadi sorotan pelaku pasar. Hernaman Tandianto, SEVP Head of Treasury & Distribution Bank CIMB Niaga, memperkirakan The Fed berpotensi memangkas suku bunga hingga dua kali, dimulai Juni 2025. Namun, kebijakan ini sangat bergantung pada dinamika politik AS di bawah kepemimpinan Presiden Trump.

Related Post
Di sisi domestik, Bank Indonesia (BI) dinilai memiliki potensi memangkas BI Rate sebanyak 2-3 kali hingga mencapai level 5%. Langkah ini, meski menjanjikan penguatan rupiah, akan sangat bergantung pada perkembangan inflasi dan pertumbuhan ekonomi yang terdampak perang dagang.

Pertanyaan kunci yang muncul adalah bagaimana gejolak global ini akan mempengaruhi yield obligasi Surat Berharga Negara (SBN) dan pergerakan rupiah? Arah kebijakan suku bunga bank sentral menjadi penentu utama. Hal ini dibahas secara mendalam dalam dialog Anneke Wijaya bersama Hernaman Tandianto di program Power Lunch, Haluannews.id, Jumat (11/4/2025). Diskusi tersebut mengungkap analisis mendalam mengenai implikasi kebijakan moneter terhadap stabilitas ekonomi Indonesia. Potensi penurunan BI Rate menjadi fokus utama, dengan pertimbangan yang cermat terhadap risiko inflasi dan pertumbuhan ekonomi.
Analisis mendalam mengenai potensi penguatan rupiah dan dampaknya terhadap pasar keuangan menjadi poin penting yang diulas dalam wawancara tersebut. Perlu dicatat bahwa prediksi ini bersifat dinamis dan sangat tergantung pada perkembangan ekonomi global dan domestik kedepannya.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar