Haluannews Ekonomi – Membuka pekan dengan kabar gembira bagi pelaku pasar, nilai tukar rupiah berhasil menguat signifikan terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Pada perdagangan Selasa (10/6/2025), rupiah dibuka di level Rp 16.250/US$, mencatatkan apresiasi 0,12% dibandingkan penutupan sebelumnya. Kenaikan ini terjadi meskipun data ketenagakerjaan AS menunjukkan angka yang lebih tinggi dari ekspektasi pasar.

Related Post
Haluannews.id mencatat, indeks dolar AS (DXY) justru mengalami kenaikan tipis sebesar 0,17% ke angka 99,11 pada pukul 08:55 WIB. Angka ini sedikit lebih tinggi dibandingkan penutupan perdagangan Senin (9/6/2025) di level 98,94. Pertumbuhan ekonomi AS yang masih positif, ditopang oleh data ketenagakerjaan yang kuat, seharusnya membuat dolar AS lebih perkasa. Namun, pergerakan rupiah menunjukkan dinamika pasar yang lebih kompleks.

Data Nonfarm payrolls AS pada Mei 2025 memang menunjukkan peningkatan sebesar 139.000, sedikit melambat dibandingkan April (direvisi menjadi 147.000), tetapi masih di atas proyeksi 130.000. Sektor kesehatan, rekreasi dan perhotelan, serta bantuan sosial menjadi penggerak utama pertumbuhan lapangan kerja. Di sisi lain, sektor pemerintah federal dan manufaktur justru mengalami penurunan tenaga kerja.
Meskipun data ketenagakerjaan AS masih menunjukkan tren positif, revisi ke bawah angka payroll Maret dan April, serta potensi dampak negatif kebijakan pemerintahan Trump, mengindikasikan perlambatan yang perlu diwaspadai. Kondisi pasar tenaga kerja AS yang melambat, namun masih kuat, tampaknya belum cukup menjadi penopang utama penguatan dolar AS. Faktor-faktor lain, seperti sentimen pasar global dan dinamika ekonomi domestik, mungkin turut berperan dalam penguatan rupiah kali ini.
Editor: Rohman










Tinggalkan komentar