Haluannews Ekonomi – Pelemahan rupiah terhadap dolar AS menyentuh level terburuk dalam lima tahun terakhir, mencapai Rp 16.520/US$. Hal ini dipicu oleh kebijakan tarif perdagangan agresif Presiden Donald Trump yang kembali memanaskan perang dagang global. Haluannews.id mencatat, pada Jumat (27/02/2025), rupiah dibuka melemah 0,46% di angka tersebut, menandai titik terendah sejak 23 Maret 2020. Kenaikan indeks dolar AS (DXY) ke angka 107,29 juga turut memperparah situasi.

Related Post
Kebijakan Trump yang memberlakukan tarif baru 25% untuk Meksiko dan Kanada, serta tambahan 10% untuk China mulai 4 Maret, menjadi pemicu utama. Ancaman tarif serupa sebesar 25% terhadap negara-negara Uni Eropa semakin memperburuk sentimen pasar. "Faktor pemicunya masih terkait kebijakan tarif Trump," ungkap Edi Susianto, Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI kepada Haluannews.id, Jumat (28/2/2025). Ia menjelaskan, kebijakan tersebut menyebabkan penguatan dolar AS terhadap hampir semua mata uang global.

Menanggapi situasi ini, BI menegaskan akan mengambil langkah agresif untuk menjaga stabilitas rupiah. "BI akan secara berani masuk pasar untuk menjaga keseimbangan supply dan demand valas agar kepercayaan pasar tetap terjaga," tegas Edi. Intervensi pasar yang agresif ini diharapkan mampu meredam gejolak dan mencegah pelemahan rupiah yang lebih dalam. Pergerakan rupiah ke depan akan sangat bergantung pada perkembangan perang dagang dan kebijakan moneter global.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar