Haluannews Ekonomi – Pasar minyak dunia kembali bergairah! Harga minyak mentah mengalami rebound signifikan, mencatatkan kenaikan mingguan terbesar sejak awal Januari 2025. West Texas Intermediate (WTI) merangkak naik mendekati US$73 per barel, sementara Brent nyaman bertengger di atas US$76 per barel. Lonjakan hampir 3% dalam sepekan ini dipicu oleh sentimen ketidakpastian pasokan yang masih membayangi pasar. Faktor geopolitik dan kebijakan produksi negara-negara penghasil minyak utama menjadi sorotan utama investor.
Related Post
Meskipun laporan Energy Information Administration (EIA) menunjukkan peningkatan persediaan minyak mentah AS sebesar 4,6 juta barel pekan lalu, menyusul kenaikan 4,1 juta barel pada pekan sebelumnya, sentimen bearish tersebut berhasil ditekan. Penurunan persediaan bensin dan bahan bakar sulingan menjadi penyeimbang. EIA mencatat stok bensin turun 0,2 juta barel dan berada 1% di bawah rata-rata lima tahun terakhir, sementara persediaan bahan bakar sulingan (termasuk minyak pemanas dan solar) turun 2,1 juta barel, sekitar 12% di bawah rata-rata historisnya.
Ketegangan geopolitik semakin memperkuat sentimen positif. Serangan Rusia terhadap beberapa fasilitas produksi gas di Ukraina pada Rabu lalu, disusul serangan Ukraina terhadap aliran minyak Konsorsium Pipa Kaspia yang mengganggu ekspor minyak mentah Kazakhstan hingga 30%-40%, menjadi katalis utama.
Pada penutupan perdagangan, harga minyak mentah berjangka WTI untuk kontrak Maret naik 0,44% menjadi US$72,57 per barel, sementara minyak mentah Brent menguat 0,58% ke US$76,48 per barel. Para analis memperkirakan potensi koreksi harga minyak dalam jangka pendek, dengan level support WTI di kisaran US$69,35 – US$66,80 dan resistance di US$74,10 – US$78,10. Haluannews.id Research melihat potensi fluktuasi harga masih akan terjadi.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar