Haluannews Ekonomi – Siapa sangka, kerajaan minimarket Alfamart yang kini merajai pasar ritel Indonesia bermula dari sebuah warung kelontong sederhana? Kisah sukses Djoko Susanto, pemilik Alfamart dan Alfamidi, merupakan bukti nyata bahwa kegigihan dan kejelian melihat peluang bisnis dapat mengubah hidup seseorang.

Related Post
Perjalanan Djoko Susanto dimulai jauh sebelum Alfamart berdiri megah di hampir seluruh pelosok negeri. Setelah lulus SMA, ia sempat bekerja di perusahaan perakitan radio, namun tak berselang lama ia memilih membantu ibunya menjaga Toko Sumber Bahagia di Petojo, Jakarta. Di warung kecil itu, Djoko berjualan aneka kebutuhan sehari-hari, mulai dari kacang tanah, minyak sayur, sabun, hingga rokok. Namun, seiring waktu, fokus bisnis bergeser ke penjualan rokok dalam skala besar, bermitra dengan Gudang Garam.

Keberhasilan Djoko dalam memasarkan rokok membawanya pada kesuksesan luar biasa. Pada 1987, ia telah memiliki 15 jaringan toko grosir dan dinobatkan sebagai penjual rokok Gudang Garam terbesar. Puncaknya, pertemuan dengan Putera Sampoerna pada akhir 1986 mengubah hidupnya drastis. Djoko diangkat menjadi direktur penjualan PT HM Sampoerna, membawa perusahaan tersebut ke posisi kedua terbesar di Indonesia.
Keahliannya dalam pemasaran juga membawanya ke posisi direktur PT Panarmas, distributor rokok Sampoerna. Di sinilah Djoko berperan penting dalam meluncurkan Sampoerna A Mild pada 1989, merek rokok yang kemudian menjadi sangat populer. Sukses ini menjadi modal Djoko mendirikan PT Alfa Retailindo pada tahun yang sama, memanfaatkan gudang Sampoerna di Jl. Lodan No. 80. Dengan modal Rp 2 miliar, gudang tersebut disulap menjadi Toko Gudang Rabat, yang kemudian menjadi cikal bakal Alfamart.
Toko Gudang Rabat awalnya berfungsi sebagai distributor rokok, namun perlahan berkembang menjadi toko kelontong yang menjual berbagai macam barang. Ekspansinya pesat, hingga pada tahun 1990-an, Gudang Rabat telah memiliki 32 gerai, bersaing ketat dengan Indomaret. Pada 18 Oktober 1999, Gudang Rabat bertransformasi menjadi Alfa Minimart, lalu berganti nama menjadi Alfamart pada 1 Januari 2003. Go public pada 18 Januari 2000, Alfamart semakin berkembang pesat hingga menjadi jaringan minimarket terbesar di Indonesia. Alfamidi, yang berdiri pada 28 Juni 2007, melengkapi portofolio bisnis Djoko Susanto, dengan konsep toko yang lebih besar dari Alfamart.
Dari warung kecil hingga menjadi raja minimarket, kisah Djoko Susanto membuktikan bahwa kesuksesan dapat diraih dengan kerja keras, kejelian, dan inovasi.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar