Haluannews Ekonomi – Presiden Prabowo Subianto menggelar makan siang tertutup di Istana Negara, Jumat (21/2/2025), dengan sejumlah menteri Kabinet Merah Putih. Pertemuan tersebut memicu spekulasi, terutama terkait rencana peluncuran Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) pada 24 Februari mendatang. Hadir dalam pertemuan tersebut Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait, Menteri Kebudayaan Fadli Zon, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono, Kepala Badan Pengendalian Pembangunan dan Investigasi Khusus (BPPIK) Aris Marsudiyanto, dan Ketua Umum Asosiasi Ekosistem Mobilitas Listrik (AEML) Pandu Sjahrir.

Related Post
Meskipun kehadiran para menteri ini memicu dugaan pembahasan mengenai Danantara, para pejabat yang hadir kompak bungkam. Maruarar Sirait hanya menjawab singkat, "Ada (pembicaraan terkait Danantara), tapi saya no comment, jadi tunggu tanggal 24,". Pandu Sjahrir, yang diisukan akan berperan penting dalam Danantara, lebih singkat lagi, "Makan aja," katanya sembari bergegas meninggalkan lokasi.

Informasi yang dihimpun Haluannews.id menyebutkan Danantara tahap awal akan mengelola aset tujuh BUMN raksasa: Bank Mandiri, BRI, PLN, Pertamina, BNI, Telkom Indonesia, dan MIND ID. Jika informasi ini akurat, total aset yang dikelola Danantara akan mencapai angka fantastis, hampir Rp 9.000 triliun. Angka ini bahkan berpotensi membengkak jika Danantara juga menyerap aset Indonesia Investment Authority (INA), yang diperkirakan bernilai Rp 163 triliun, sehingga total AUM Danantara bisa mencapai Rp 9.049 triliun atau sekitar US$ 571,6 miliar. Namun, informasi terakhir menyebutkan Danantara akan mengelola seluruh aset BUMN.
Ketidakjelasan informasi seputar peran Danantara dan para menteri yang hadir dalam pertemuan tersebut semakin menambah rasa penasaran publik. Apakah makan siang tersebut benar-benar membahas strategi pengelolaan aset negara senilai triliunan rupiah? Publik masih harus menunggu hingga tanggal 24 Februari untuk mengetahui jawabannya.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar