Haluannews Ekonomi – Direktur Batavia Prosperindo Aset Manajemen (BPAM), Eri Kusnadi, memproyeksikan potensi penurunan suku bunga acuan oleh The Fed dan Bank Indonesia hingga akhir 2025. Namun, ia menekankan bahwa proyeksi ini sangat bergantung pada perkembangan data ekonomi AS dan global. Harapannya, penurunan suku bunga akan meningkatkan likuiditas, mendorong penyaluran kredit, dan pada akhirnya menggairahkan pertumbuhan ekonomi. Lebih lanjut, pasar menantikan optimalisasi belanja pemerintah, misalnya melalui program makan gratis, sebagai katalis pertumbuhan ekonomi domestik. Langkah ini diharapkan mampu memperkuat fundamental ekonomi dan menciptakan sentimen positif di pasar keuangan dalam negeri.

Related Post
Pertanyaan besarnya adalah, bagaimana arah pergerakan pasar domestik di tahun 2025? Hal ini menjadi sorotan utama, terlebih setelah adanya perombakan anggaran yang dilakukan oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Arah kebijakan fiskal yang baru ini menimbulkan pertanyaan besar terkait potensi dampaknya terhadap investasi asing. Apakah perombakan anggaran ini akan berdampak positif atau justru memicu kepanikan dan menyebabkan investor asing menarik dananya dari Indonesia? Kejelasan arah kebijakan pemerintah menjadi kunci utama dalam menjaga stabilitas dan kepercayaan investor. Analisis lebih lanjut mengenai dampak kebijakan ini terhadap pasar modal dan perekonomian Indonesia sangat diperlukan.

Wawancara eksklusif dengan Eri Kusnadi dalam program Power Lunch, Haluannews.id (Jumat, 04/07/2025) memberikan gambaran lebih detail mengenai prospek pasar domestik di tahun 2025. Wawancara tersebut membahas secara mendalam potensi dampak dari kebijakan moneter dan fiskal terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar