Haluannews Ekonomi – Kisah inspiratif datang dari Masagung, atau Tjio Wie Tay, pengusaha sukses di balik Toko Buku Gunung Agung. Di puncak kejayaannya di era 1970-an, ketika kekayaannya mencapai miliaran rupiah dan bisnisnya merambah sektor pariwisata, perhotelan, dan penukaran uang, Masagung justru dilanda keresahan batin. Bukannya menikmati kesuksesan, ia justru merasa takut akan dosa yang mungkin timbul dari harta kekayaannya yang melimpah. Pajak yang harus dibayarkannya saja mencapai ratusan juta rupiah, belum termasuk bea cukai miliaran rupiah dan pajak penghasilan karyawannya yang berjumlah lebih dari 2.000 orang.

Related Post
Kegelisahan ini mengantarkannya pada sebuah titik balik. Pertemuan tak terduga dengan Ibu Tien Fuad Muntaco, yang digambarkan sebagai sosok spiritual, mengubah hidupnya secara drastis. Setelah pertemuan tersebut, Masagung memutuskan untuk memeluk agama Islam, meninggalkan agama Hindu yang dianut sebelumnya.

Perubahan ini bukan sekadar peralihan keyakinan, melainkan transformasi hidup yang mendalam. Masagung mendedikasikan kekayaannya untuk amal dan menyebarkan ajaran Islam. Ia mendirikan Yayasan Jalan Terang, yang fokus pada pembangunan masjid, rumah sakit, dan museum Wali Songo. Ia juga aktif berdakwah di masjid-masjid di Jakarta dan menerbitkan buku-buku Islami. Dedikasi dan kontribusinya pada masyarakat membuatnya mendapatkan pujian atas langkah maju yang diambilnya.
Kisah Masagung menjadi bukti bahwa kekayaan materi bukanlah segalanya. Ketenangan jiwa dan kepuasan batin jauh lebih berharga daripada sekadar mengejar kesuksesan duniawi. Perjalanan spiritualnya yang luar biasa menginspirasi banyak orang untuk merenungkan makna hidup yang sebenarnya. Ia meninggal dunia pada 24 September 1990, meninggalkan warisan tak ternilai berupa amal dan inspirasi.
Editor: Rohman










Tinggalkan komentar