Haluannews Ekonomi – PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA), emiten Grup Sinar Mas, membukukan penurunan laba bersih yang signifikan di kuartal I-2025. Haluannews.id mencatat laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai US$ 80,5 juta, anjlok 21,71% (yoy) dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang mencapai US$102,83 juta. Penurunan ini sejalan dengan penurunan pendapatan usaha konsolidasian sebesar 7,43% (yoy) menjadi US$737,6 juta. Meskipun lini bisnis pertambangan masih menjadi kontributor utama pendapatan (US$665,27 juta), peningkatan beban pokok penjualan sebesar 5% (yoy) menjadi US$449,86 juta dan peningkatan beban usaha 1,76% (yoy) menjadi US$138,17 juta turut menekan profitabilitas perusahaan. Laba kotor pun menyusut 21,84% (yoy) menjadi US$287,7 juta, sementara laba usaha ambles 35,64% (yoy) menjadi US$149,5 juta. Meskipun total aset mencapai US$3,85 miliar dengan kas dan setara kas US$951,4 juta serta ekuitas US$2,06 miliar, DSSA perlu strategi jitu untuk membalikkan tren penurunan ini.

Related Post
Presiden Direktur DSSA, L. Krisnan Cahya, dalam keterangannya Selasa (10/6/2025), menyatakan fokus perusahaan pada akselerasi pengembangan lini bisnis teknologi dan energi baru terbarukan. Ia optimistis kontribusi pendapatan dari sektor ini akan meningkat signifikan. Strategi ini diwujudkan melalui penguatan ekosistem digital lewat PT Eka Mas Republik (MyRepublic Indonesia), pengembangan pusat data berbasis kecerdasan buatan, serta proyek-proyek tenaga panas bumi dan energi surya.

DSSA juga tengah gencar mengembangkan proyek transisi energi hijau. Melalui anak perusahaannya, perusahaan mengembangkan tiga proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi di Cipanas dan Cisolok (Jawa Barat), serta Nage (NTT), dengan total kapasitas hingga 140 MW dan target operasi komersial pada 2029. Di sektor energi surya, perusahaan patungan telah membangun pabrik panel surya terintegrasi berkapasitas 1-2 GWp per tahun di Kawasan Industri Kendal, Jawa Tengah, melalui PT Daya Mas Agra Sejahtera (Dian Solar). Langkah-langkah ini diharapkan mampu mendorong pertumbuhan pendapatan dan profitabilitas DSSA di masa mendatang. Namun, tantangan tetap ada, mengingat persaingan di sektor energi terbarukan yang semakin ketat.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar