Kisah Pilu Crazy Rich Aceh: Donasi Emas 28 Kg untuk Monas, Tapi Berakhir di Penjara!

Kisah Pilu Crazy Rich Aceh: Donasi Emas 28 Kg untuk Monas, Tapi Berakhir di Penjara!

Haluannews Ekonomi – Nasib tragis menimpa seorang crazy rich Aceh, Teuku Markam. Alih-alih mendapat penghargaan atas dedikasinya, ia justru harus mendekam di penjara. Kontribusi besarnya bagi pembangunan nasional, berupa donasi 28 kg emas untuk puncak Monas, kini hanya menjadi catatan pahit dalam sejarah. Kisah ini menyoroti ironi sistem yang seharusnya menghargai kontribusi individu bagi kemajuan negara.

COLLABMEDIANET

Markam, pengusaha sukses yang mendirikan PT. Karkam pada tahun 1957, memiliki peran penting dalam perekonomian Indonesia. Perusahaan ekspor karetnya, yang memiliki hak eksklusif ekspor ke Singapura dan Malaysia, menunjukkan jejak kesuksesannya. Ia juga memegang lisensi impor mobil Nissan dan semen dari Jepang, menunjukkan jaringan bisnisnya yang luas. Sebagai mantan tentara yang berjuang melawan penjajah Belanda, ia juga dikenal dengan sebutan Kapten Markam.

Kisah Pilu Crazy Rich Aceh: Donasi Emas 28 Kg untuk Monas, Tapi Berakhir di Penjara!
Gambar Istimewa : awsimages.detik.net.id

Kejayaannya terlihat dari gaya hidup mewah dan kekayaan yang melimpah. Markam kerap mengadakan pesta besar di Jakarta, bahkan mengundang Presiden Soekarno untuk berdansa. Namun, kedekatannya dengan Soekarno justru menjadi bumerang di era Orde Baru. Pemerintah Orde Baru, tanpa bukti yang memadai, menuduhnya terlibat korupsi dan pemberontakan G30S/PKI.

Akibatnya, aset-aset Markam, termasuk mobil, rumah, tanah, uang tunai Rp 20 miliar dan US$ 30 juta (nilai tahun 1966), disita negara. Ia kemudian dijebloskan ke penjara selama 9 tahun (1966-1975). PT Karkam pun diambil alih negara dan diubah menjadi BUMN bernama PT Berdikari. Setelah bebas, Markam kembali berbisnis, namun tak pernah lagi mencapai puncak kesuksesan seperti masa jayanya. Ia meninggal dunia pada 25 Januari 1985 karena sakit diabetes dan liver.

Kisah hidup Teuku Markam menjadi pengingat penting tentang keadilan dan penghargaan terhadap kontribusi individu dalam pembangunan nasional. Donasi emasnya yang bernilai miliaran rupiah saat ini, tak mampu menyelamatkannya dari tuduhan yang tak berdasar dan hukuman penjara yang panjang. Ironisnya, warisan emasnya di puncak Monas kini menjadi saksi bisu atas nasib tragis seorang pahlawan ekonomi yang terlupakan.

Editor: Rohman

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Tags:

Ikutikami :

Tinggalkan komentar