Haluannews Ekonomi – Kebijakan efisiensi pemerintahan Presiden Donald Trump dan Elon Musk berpotensi menimbulkan guncangan besar di sektor konsultansi. Target pemangkasan anggaran pemerintah AS hingga US$ 2 triliun (Rp 32,6 triliun) membuat perusahaan konsultan raksasa seperti McKinsey, Accenture, BCG, dan lainnya was-was. Era keemasan mereka yang selama ini mengandalkan proyek-proyek pemerintah federal tampaknya akan segera berakhir.
Related Post
Selama bertahun-tahun, perusahaan konsultan telah menikmati aliran pendapatan yang stabil dari pemerintah AS. McKinsey, misalnya, telah berkontribusi dalam pembentukan struktur organisasi penting seperti Gedung Putih dan NASA. Namun, sejarah panjang ketergantungan pada proyek pemerintah kini menjadi bumerang.
Haluannews.id mencatat, sebuah laporan dari The Wall Street Journal mengungkapkan, perusahaan-perusahaan konsultan papan atas telah mengantongi proyek senilai lebih dari US$ 18 miliar dalam beberapa tahun terakhir, meningkat drastis dari US$ 5 miliar satu dekade sebelumnya. Booz Allen Hamilton, misalnya, hampir sepenuhnya bergantung pada sektor publik, dengan pendapatan yang signifikan berasal dari kontrak pemerintah.
Data pemerintah menunjukkan, perusahaan konsultan besar seperti Booz Allen Hamilton menerima US$ 9 miliar (Rp 146,7 triliun) dari pemerintah federal pada tahun fiskal terakhir. McKinsey sendiri mendapatkan sekitar 8% dari total pendapatannya dari pemerintah federal, dengan beberapa kontrak bernilai puluhan juta dolar. Accenture dan BCG juga mendapatkan kontrak besar dari Departemen Pendidikan dan Badan Kesehatan Pertahanan.
Namun, dengan kebijakan efisiensi yang digencarkan Trump dan Musk, proyek-proyek senilai ratusan juta dolar tersebut kini terancam batal. Apakah ini pertanda kiamat bagi industri konsultansi? Masa depan perusahaan-perusahaan raksasa ini kini berada di ujung tanduk. Langkah efisiensi ini berpotensi memangkas anggaran yang selama ini menjadi sumber pendapatan utama mereka.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar