Haluannews Ekonomi – Gejolak pasar saham Amerika Serikat (AS) menyeret kekayaan lima konglomerat pendukung Donald Trump anjlok drastis. Dalam sehari, Jumat (14/3/2025), total kekayaan mereka menguap hingga US$24,3 miliar atau sekitar Rp 398,76 triliun. Ancaman Trump untuk menaikkan tarif impor produk Eropa menjadi pemicu utama penurunan tajam ini.

Related Post
Wall Street terguncang hebat pada Kamis (13/3/2025) setelah ancaman tersebut dilayangkan. Indeks S&P 500 ambles lebih dari 10% dari puncaknya bulan lalu, menandai koreksi terdalam sejak 2023. Dow Jones Industrial Average merosot 537 poin (1,3%), sementara Nasdaq Composite anjlok 2%. Kejatuhan ini langsung berimbas pada kekayaan para taipan yang dekat dengan mantan presiden AS tersebut.

Berikut rincian penurunan kekayaan kelima konglomerat, berdasarkan data Forbes Real Time Billionaires:
Elon Musk: Kekayaan pendiri Tesla ini menyusut US$4,2 miliar (1,25%) menjadi US$330 miliar. Musk dikenal sebagai pendukung setia Trump, bahkan mendirikan "America PAC" untuk mendukung kampanye Trump.
Jeff Bezos: Pendiri Amazon ini mengalami penurunan kekayaan US$4,5 miliar (2,12%), sehingga total kekayaannya menjadi US$210,2 miliar. Bezos diketahui menyumbang US$1 juta untuk pelantikan Trump dan turut hadir dalam acara tersebut.
Mark Zuckerberg: Penurunan kekayaan Mark Zuckerberg, pendiri Meta, paling signifikan, mencapai US$9,9 miliar (4,61%), menjadi US$204,2 miliar. Ia juga menyumbang US$1 juta untuk pelantikan Trump dan dilaporkan melonggarkan kebijakan pemeriksaan fakta di platform Meta setelah bertemu dengan Trump.
Larry Ellison: Pendiri Oracle kehilangan US$3,8 miliar (2,03%) dari kekayaannya, sehingga tersisa US$182,7 miliar. Meskipun keterlibatannya dalam kampanye Trump 2024 tidak terlalu menonjol, Oracle pernah disebut-sebut sebagai kandidat pengelola TikTok di bawah pemerintahan Trump.
Bernard Arnault: Pendiri LVMH mengalami penurunan kekayaan US$1,9 miliar (1,08%), menjadi US$171,4 miliar. Kehadirannya di pelantikan Trump menunjukkan kedekatannya dengan lingkaran bisnis yang dekat dengan pemerintahan Trump.
Kejadian ini menunjukkan betapa eratnya keterkaitan antara dinamika politik dan pergerakan pasar finansial global. Ancaman kebijakan proteksionis dapat berdampak signifikan terhadap kekayaan para konglomerat, bahkan mereka yang memiliki pengaruh besar di dunia bisnis.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar