Haluannews Ekonomi – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan performa yang solid pada penutupan sesi I perdagangan hari ini, 24 Oktober 2025, dengan menguat 0,46% ke level 8.312. Kinerja positif ini terjadi di tengah tekanan terhadap nilai tukar Rupiah yang terus melemah hingga mencapai Rp16.630 per Dolar AS.

Related Post
Kondisi paradoks ini memicu pertanyaan mengenai fundamental ekonomi yang mendasari pergerakan pasar keuangan Indonesia. Analis pasar modal Haluannews.id, Susi Setiawati, dalam wawancara dengan salah satu stasiun TV swasta, menjelaskan bahwa sentimen positif terhadap beberapa sektor unggulan menjadi pendorong utama kenaikan IHSG.

"Sektor teknologi dan konsumer masih menjadi daya tarik utama bagi investor, meskipun ada kekhawatiran terhadap pelemahan Rupiah," ujar Susi. Ia menambahkan, investor asing juga terlihat masih mempertahankan posisinya di pasar saham Indonesia, meskipun dengan sikap yang lebih hati-hati.
Namun, Susi mengingatkan bahwa pelemahan Rupiah tetap menjadi perhatian serius. Jika tidak segera diatasi, hal ini dapat memicu inflasi dan berdampak negatif pada kinerja perusahaan-perusahaan yang memiliki utang dalam mata uang asing.
"Bank Indonesia perlu mengambil langkah-langkah yang lebih agresif untuk menstabilkan nilai tukar Rupiah," tegasnya. Beberapa opsi yang bisa dipertimbangkan antara lain adalah intervensi pasar valuta asing dan penyesuaian suku bunga acuan.
Pergerakan IHSG dan Rupiah ke depan akan sangat bergantung pada kebijakan pemerintah dan Bank Indonesia dalam merespons tantangan ekonomi global dan domestik. Investor diharapkan tetap waspada dan melakukan diversifikasi portofolio untuk meminimalkan risiko.
Editor: Rohman










Tinggalkan komentar