Haluannews Ekonomi – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mencatatkan penguatan tipis sebesar 0,21% pada penutupan perdagangan Selasa (10/12/2024), menutup perdagangan di angka 7.453,29. Kenaikan ini terjadi di tengah perlambatan pertumbuhan penjualan ritel di Indonesia dan penurunan neraca perdagangan China. Haluannews.id mencatat volume perdagangan hari ini mencapai lebih dari 23,65 miliar lembar saham dengan frekuensi transaksi lebih dari 1,41 juta kali, dan nilai total transaksi mencapai Rp 15,40 triliun. Sebanyak 259 saham menguat, 311 saham melemah, dan 228 saham stagnan.

Related Post
Sektor consumer cyclicals menjadi penggerak utama penguatan IHSG hari ini, dengan kenaikan hingga 1,53%. Disusul sektor utilities dan energy yang masing-masing naik 1,24% dan 0,58%. Sektor consumer non-cyclicals dan healthcare turut berkontribusi, namun dengan kenaikan yang lebih kecil, yakni 0,54% dan 0,07%.

PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) menjadi penopang utama IHSG, masing-masing menyumbang 4,76 dan 4,66 poin indeks. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk juga memberikan kontribusi signifikan dengan penambahan 4,58 dan 4,42 poin. PT Bank Negara Indonesia (BBNI) turut berperan penting dengan sumbangan sebesar 3,57 poin.
Penguatan IHSG terjadi meskipun dibayangi perlambatan ekonomi global. Data perdagangan China menunjukkan tren negatif, dengan ekspor turun menjadi 6,7% (yoy) dari 12,7% pada Oktober, dan impor turun 3,9%. Surplus perdagangan China memang meningkat menjadi US$ 97,44 miliar, namun hal ini lebih disebabkan oleh penurunan impor yang lebih tajam daripada peningkatan ekspor. Lemahnya permintaan domestik di China berdampak pada pasar komoditas global, termasuk ekspor Indonesia.
Di pasar domestik, pertumbuhan penjualan ritel Indonesia pada Oktober 2024 hanya mencapai 1,5% secara tahunan, melambat dari 4,8% pada bulan sebelumnya. Ini merupakan pertumbuhan terlambat sejak Januari dan mencerminkan daya beli masyarakat yang masih lesu. Meskipun proyeksi untuk November diperkirakan membaik menjadi 1,7%, data ini tetap menjadi sentimen negatif bagi pasar.
Haluannews.id Research
(mkh/mkh)










Tinggalkan komentar