IHSG Meroket! Tembus 7.000, Saham Asia Bereaksi Beda

IHSG Meroket! Tembus 7.000, Saham Asia Bereaksi Beda

Haluannews Ekonomi – IHSG mengawali perdagangan Jumat (16/5/2025) dengan performa impresif. Indeks melesat 0,74% atau 52 poin, menembus level psikologis 7.092,23. Fenomena ini ditandai dengan aktivitas perdagangan yang cukup tinggi, dengan nilai transaksi mencapai Rp 250 miliar yang melibatkan 406,48 juta saham dalam 18.790 kali transaksi. Tren positif ini melanjutkan pergerakan dua hari sebelumnya, di mana IHSG mencatatkan kenaikan 2,15% pada Rabu (14/5/2025) dan 0,86% pada Kamis (15/5/2025).

COLLABMEDIANET

Pergerakan IHSG ini terjadi di tengah dinamika pasar saham Asia-Pasifik yang beragam. Haluannews.id mencatat, indeks Nikkei 225 Jepang terpantau melemah 0,14%, sementara Topix justru naik tipis 0,12% setelah rilis data PDB kuartal I 2025 yang menunjukkan kontraksi ekonomi Jepang sebesar 0,2% secara kuartalan. Angka ini lebih buruk dari proyeksi penurunan 0,1% menurut jajak pendapat Reuters. Di sisi lain, indeks S&P/ASX 200 Australia menguat 0,44%, Kospi Korea Selatan naik 0,33%, namun indeks Kosdaq melemah 0,2%. Kontrak berjangka indeks Hang Seng Hong Kong juga terpantau berada di level 23.235, lebih rendah dari penutupan sebelumnya di 23.453,16. Hong Kong dan Malaysia dijadwalkan merilis data PDB hari ini.

IHSG Meroket! Tembus 7.000, Saham Asia Bereaksi Beda
Gambar Istimewa : awsimages.detik.net.id

Sentimen global juga turut mempengaruhi. Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, memberikan peringatan bahwa era suku bunga mendekati nol kemungkinan besar telah berakhir. Ia mengindikasikan suku bunga jangka panjang akan tetap tinggi mengingat volatilitas ekonomi. Pernyataan ini disampaikan dalam Konferensi Riset Thomas Laubach di Washington, D.C., di mana Powell menekankan perubahan signifikan kondisi ekonomi dalam lima tahun terakhir, ditandai dengan inflasi yang melonjak dan tingkat pinjaman yang tinggi. Meskipun inflasi mendekati target 2% The Fed, suku bunga mendekati nol dinilai tidak lagi relevan dalam kebijakan moneter mendatang. Powell menyebut suku bunga jangka panjang kini jauh lebih tinggi, terutama didorong oleh kenaikan suku bunga riil.

Editor: Rohman

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Tags:

Ikutikami :

Tinggalkan komentar