Haluannews Ekonomi – CEO Star Asset Management, Hanif Mantiq, melihat kemiripan antara pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Maret 2025 dengan tekanan pasar saat pandemi Covid-19. Ia memprediksi pemulihan IHSG akan memakan waktu hingga satu tahun ke depan. Di tengah gejolak ekonomi global dan domestik, Hanif menekankan pentingnya transparansi dan komunikasi yang efektif dari emiten untuk membangun kepercayaan investor.

Related Post
Menurutnya, beberapa perusahaan besar yang belum terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki potensi signifikan untuk mendongkrak pasar. Hanif mencontohkan Freeport dan Pegadaian, yang memiliki aset mencapai Rp 100 triliun dan prospek bisnis yang menjanjikan. Kehadiran perusahaan-perusahaan tersebut di bursa diharapkan mampu menyuntikkan likuiditas dan menarik minat investor asing. Listing perusahaan-perusahaan besar ini dinilai sebagai strategi kunci untuk meningkatkan daya tarik pasar modal Indonesia di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Hanif juga menyoroti pentingnya peran emiten dalam menjaga kepercayaan investor. Komunikasi yang terbuka dan jujur mengenai kinerja bisnis, menurutnya, sangat krusial untuk menstabilkan pasar dan menarik investasi baru. Ia berharap pemerintah dan otoritas terkait dapat mendorong lebih banyak perusahaan berkualitas untuk melakukan penawaran umum perdana (IPO) guna memperkuat fundamental pasar modal Indonesia.
Lebih lanjut, Hanif dalam wawancara di program Squawk Box Haluannews.id (Rabu, 19/03/2025) bersama Bramudya Prabowo, menjelaskan secara detail prospek dan potensi pasar modal Indonesia di tengah tantangan yang ada. Wawancara tersebut memberikan gambaran yang komprehensif mengenai strategi yang diperlukan untuk mendorong pertumbuhan IHSG dan menarik minat investor baik domestik maupun internasional.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar