Haluannews Ekonomi – Koreksi tajam kembali menerpa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada sesi II perdagangan Selasa (18/3/2025). Pukul 13.35 WIB, IHSG terpantau merosot 5%, parkir di level 6.148,1. Kondisi ini sedikit lebih baik dibandingkan sesi I yang ditutup anjlok 6,12%, hingga memaksa Bursa Efek Indonesia (BEI) menerapkan trading halt.

Related Post
Aktivitas jual beli saham cukup tinggi. Tercatat 650 saham melemah, 65 saham menguat, dan 242 saham stagnan. Nilai transaksi mencapai Rp 11,45 triliun dengan volume 17,82 miliar saham dalam 964 ribu transaksi. Namun, di balik aktivitas perdagangan yang ramai, bayang-bayang aksi jual asing masih menghantui. Net foreign sell sepanjang tahun berjalan mencapai Rp 24 triliun, bahkan dalam enam bulan terakhir mencapai angka fantastis Rp 57,8 triliun.

Berbagai faktor menjadi sorotan pelaku pasar. Arwendy Rinaldi Moechtar, Head of Equity Trading Mitra Andalan Sekuritas, menunjuk pelemahan ekonomi domestik dan ketidakpastian regulasi sebagai penyebab utama. "Perlambatan ekonomi dalam negeri semakin terasa, tercermin dari penurunan penerimaan pajak yang menunjukkan lemahnya aktivitas bisnis," tegasnya.
Rumor mengenai Menteri Keuangan Sri Mulyani juga turut menjadi pemicu gejolak. Arjun Ajwani, Research Analyst Infovesta Kapital Advisori, mengungkapkan, "Isu dan rumor Sri Mulyani akan mundur juga membuat pasar bergejolak."
Analis Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menambahkan, pelemahan IHSG dipengaruhi faktor domestik, khususnya melemahnya daya beli kelas menengah yang merupakan tulang punggung pendapatan negara. "Awal tahun ini penuh tantangan, mulai dari daya beli lemah yang tercermin dari deflasi tahunan Februari 2025, yang merupakan terparah dalam seperempat abad," papar Nafan. Situasi ini jelas menimbulkan kekhawatiran di pasar modal.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar