Haluannews Ekonomi – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, memberikan penjelasan terkait anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Selasa (18/3/2025). Menurut Airlangga, setidaknya ada tiga faktor utama yang menyebabkan koreksi tajam di pasar modal domestik.
Related Post
Pertama, ketidakpastian global masih menghantui investor. Menjelang rapat FOMC (Federal Open Market Committee) The Fed dan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI), pasar masih menunggu kepastian arah kebijakan moneter AS dan Indonesia. "Secara global, besok ada FOMC Meeting dan pasar menunggu. Rapat Gubernur BI juga dinantikan publik," ungkap Airlangga di Kompleks Istana Kepresidenan. Keputusan suku bunga acuan AS dan Indonesia tentunya akan berdampak signifikan terhadap aliran modal asing.
Kedua, kinerja keuangan beberapa emiten, khususnya satu grup besar, mengalami penurunan signifikan. Hal ini memicu aksi jual besar-besaran dan menambah tekanan pada IHSG. Airlangga menyatakan, "Ada saham-saham yang turun karena laporan keuangannya atau informasi yang sudah beredar. Satu grup mengalami penurunan cukup dalam."
Ketiga, regulasi trading halt yang diberlakukan saat pandemi Covid-19, kini dinilai perlu ditinjau kembali. Aturan yang menghentikan sementara perdagangan jika IHSG anjlok lebih dari 5% atau selama 30 menit, dianggap perlu dievaluasi ulang mengingat kondisi pasar saat ini. "Regulasi halt 5% diberlakukan saat Covid-19, dan perlu ditinjau," tegas Airlangga.
Airlangga menambahkan bahwa perkembangan terkini kondisi pasar modal ini akan dilaporkan kepada Presiden dalam pertemuan hari ini. IHSG sendiri ditutup ambles 3,84% di level 6.223,39, setelah sempat mengalami trading halt karena koreksi yang lebih dalam.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar