Haluannews Ekonomi – Pasar keuangan domestik kembali menunjukkan gejolak. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ambles 0,99% ke level 6.450 pada sesi I perdagangan Senin (17/3/2025). Pelemahan ini diikuti oleh rupiah yang terdepresiasi 0,21% terhadap dolar AS, berada di posisi Rp 16.380 per USD. Analis mengaitkan penurunan ini dengan beberapa faktor, di antaranya antisipasi keputusan suku bunga The Fed dan Bank Indonesia (BI), serta rilis data neraca perdagangan Indonesia yang menunjukkan penurunan surplus.

Related Post
Data neraca perdagangan yang kurang menggembirakan, ditambah dengan peningkatan utang luar negeri (ULN), menjadi sentimen negatif yang menekan IHSG. Investor tampak cenderung wait and see, menunggu kejelasan arah kebijakan moneter global dan domestik. Kekhawatiran akan dampak inflasi global dan potensi kenaikan suku bunga acuan juga turut mempengaruhi sentimen pasar.

Tasya Pangestika, Equity Analyst Haluannews.id, dalam program Power Lunch Haluannews.id, mengungkapkan bahwa pergerakan pasar domestik saat ini dipengaruhi oleh beberapa faktor eksternal dan internal. Selain antisipasi kebijakan moneter, perkembangan geopolitik global juga turut memberikan tekanan. Ia menyoroti pentingnya mencermati data ekonomi makro terbaru untuk mengantisipasi pergerakan pasar selanjutnya.
Lebih lanjut, Tasya menekankan pentingnya strategi investasi yang hati-hati di tengah kondisi pasar yang masih volatil. Diversifikasi portofolio dan analisis fundamental yang mendalam menjadi kunci untuk meminimalisir risiko. Investor disarankan untuk memantau perkembangan data ekonomi dan sentimen pasar secara cermat sebelum mengambil keputusan investasi.
Kondisi pasar yang bergejolak ini menjadi tantangan bagi investor. Namun, bagi investor yang jeli dan mampu membaca sinyal pasar, kondisi ini juga dapat menjadi peluang untuk meraih keuntungan. Analisis yang tepat dan strategi investasi yang terukur menjadi kunci keberhasilan di tengah ketidakpastian pasar.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar