IHSG Ambles, Dana Asing Ngacir Rp 19 T! Trump Jadi Biang Keladi?

IHSG Ambles, Dana Asing Ngacir Rp 19 T! Trump Jadi Biang Keladi?

Haluannews Ekonomi – IHSG ambles hingga 2,86% ke level 6.300 pada pukul 11.58 WIB. Gejolak ini diiringi kaburnya dana asing senilai Rp 18,9 triliun dari pasar modal Indonesia sejak awal tahun. Rinciannya, Rp 17,2 triliun dari pasar regional dan Rp 1,78 triliun dari pasar negosiasi dan tunai. Mireae Nafan Aji Gusta, Analis Senior Investment Information, menunjuk kebijakan ekonomi Presiden AS Donald Trump, khususnya program "Invest in America", sebagai salah satu pemicu utama eksodus modal asing ini. Investor, menurutnya, lebih tertarik mengamankan aset di Amerika Serikat.

COLLABMEDIANET

Sentimen domestik juga turut berperan. Proyeksi penurunan inflasi, meski positif, tak cukup mampu menahan arus keluar dana asing. Inflasi yang diperkirakan turun ke kisaran 0,5% (dari 0,76% di Januari), masih dianggap jauh dari target Bank Indonesia. Situasi diperparah dengan pemangkasan bobot saham Indonesia oleh MSCI. Efektif 3 Maret 2025, bobot Indonesia turun dari 2,2% menjadi 1,5%, memicu prediksi tekanan jual lebih lanjut dari investor asing. Penurunan peringkat saham Indonesia dari equal-weight (EW) menjadi underweight (UW) semakin memperburuk keadaan. Morgan Stanley mencatat pelemahan return on equity (ROE) saham-saham Indonesia akibat perlambatan ekonomi dan tekanan pada sektor siklikal.

IHSG Ambles, Dana Asing Ngacir Rp 19 T! Trump Jadi Biang Keladi?
Gambar Istimewa : awsimages.detik.net.id

Herditya Wicaksana dari MNC Sekuritas menyarankan investor untuk lebih selektif dalam memilih saham, dengan area support IHSG di Rp 6.356 dan resist di Rp 6.456. Ia mendorong investor untuk mencermati perkembangan makro dan kinerja emiten. Alfred Nainggolan menambahkan, sentimen koreksi bursa global dan aksi jual asing yang masif ( herding behavior) turut menekan IHSG. Minimnya sentimen domestik, pemberitaan kasus korupsi, penurunan peringkat, dan kinerja perbankan yang kurang menggembirakan di awal 2025, semakin memperparah situasi. Alfred menekankan bahwa stabilitas ekonomi dan politik domestik tengah terganggu, ditambah kondisi eksternal yang berat (Trump, inflasi, The Fed), membuat rupiah terdepresiasi. Meski demikian, ia menyarankan investor jangka panjang untuk melihat situasi ini sebagai peluang membeli saham di harga murah, dengan support IHSG berikutnya di Rp 6.260.

Editor: Rohman

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Tags:

Ikutikami :

Tinggalkan komentar