IHSG Ambles! Badai Sentimen Global Ancam Pasar Saham RI

IHSG Ambles! Badai Sentimen Global Ancam Pasar Saham RI

Haluannews Ekonomi – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan Senin (17/3/2025) dengan pelemahan 0,3% atau 20 poin, parkir di level 6.495,85. Nilai transaksi mencapai Rp 673,81 miliar, melibatkan 1,14 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 68.133 kali. Terpantau 240 saham menguat, 120 melemah, dan 204 stagnan.

COLLABMEDIANET

Ketidakpastian mewarnai pasar keuangan domestik seiring rilisnya sejumlah data dan keputusan penting, baik domestik maupun global. Potensi "badai" mengancam IHSG, rupiah, dan Surat Berharga Negara (SBN) jika data dan keputusan tersebut meleset dari proyeksi pasar.

IHSG Ambles! Badai Sentimen Global Ancam Pasar Saham RI
Gambar Istimewa : awsimages.detik.net.id

Ancaman resesi AS, yang dijuluki "Trumpcession" oleh sejumlah analis, menjadi sentimen negatif utama. JP Morgan menaikkan prediksi risiko resesi AS menjadi 40%, dari sebelumnya 30%. Hal ini didorong oleh proyeksi kontraksi ekonomi AS sebesar 2,4% secara kuartalan pada kuartal pertama 2025, penurunan kepercayaan konsumen, peningkatan pengangguran, dan lonjakan kredit macet. Kebijakan-kebijakan kontroversial Trump, seperti deportasi massal dan efisiensi yang berujung pada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), semakin memperburuk situasi.

Data penjualan ritel AS dan keputusan suku bunga The Fed juga menjadi sorotan. Meskipun proyeksi pasar memperkirakan The Fed akan mempertahankan suku bunga, data penjualan ritel yang lebih lemah dari ekspektasi dapat memicu pemangkasan suku bunga. Sebaliknya, data yang kuat akan membuat The Fed mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama, berdampak negatif pada aset berisiko.

China juga menyumbang sentimen negatif dengan potensi balasan tarif atas kebijakan Trump sebelumnya. Data pengangguran dan penjualan ritel China akan dirilis, bersamaan dengan keputusan suku bunga.

Di dalam negeri, data statistik utang luar negeri Indonesia (SULNI), neraca perdagangan Februari 2025, dan Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang akan menentukan suku bunga menjadi fokus perhatian. Penurunan rating obligasi Indonesia oleh Goldman Sachs dan anjloknya penerimaan pajak semakin menambah kekhawatiran. Konsensus pasar memprediksi surplus neraca perdagangan Februari 2025 sebesar US$2,08 miliar, lebih rendah dari Januari 2025. BI diperkirakan akan mempertahankan suku bunga di level 5,75%.

Rebalancing indeks FTSE yang efektif pada 24 Maret 2025 juga berpotensi mengguncang pasar. Beberapa saham akan dikeluarkan dari indeks, termasuk Unilever Indonesia (UNVR) dan Global Mediacom (BMTR), sementara saham lain seperti Hermina (HEAL) dan MNC Digital Entertainment (MSIN) akan masuk.

Pergerakan IHSG pekan ini akan sangat bergantung pada bagaimana sentimen-sentimen global dan domestik tersebut berinteraksi. Kehati-hatian menjadi kunci bagi investor di tengah ketidakpastian yang tinggi.

Editor: Rohman

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Tags:

Ikutikami :

Tinggalkan komentar