Haluannews Ekonomi – Industri perhotelan Indonesia tengah berjuang menghadapi badai ekonomi. Tahun 2025 menjadi tahun yang penuh tantangan, di mana perlambatan daya beli masyarakat dan kebijakan efisiensi pemerintah berdampak signifikan pada okupansi hotel. Ancaman Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) pun mengintai para pekerja di sektor ini.

Related Post
Hengky Roy, Direktur Keuangan PT Hotel Sahid Jaya International Tbk (SHID), mengungkapkan tekanan yang dialami perusahaannya. Kebijakan efisiensi pemerintah, yang mengurangi aktivitas kementerian/lembaga di hotel – yang sebelumnya menyumbang 40% pendapatan – menjadi pukulan telak. Situasi diperparah dengan kenaikan tarif PDAM hingga 71%, menambah beban operasional yang sudah berat.

"Kami harus beradaptasi," ujar Hengky dalam wawancara di program Profit, Haluannews.id (Rabu, 18/06/2025). Strategi transformasi segmen pasar menjadi kunci. Hotel Sahid Jaya berupaya mengurangi ketergantungan pada segmen pemerintahan (sebelumnya 72%) dan beralih ke pasar korporasi, ritel, dan agen perjalanan. Perubahan ini, diakui Hengky, membutuhkan waktu dan upaya yang signifikan.
Tantangan lain yang dihadapi industri perhotelan adalah daya beli masyarakat yang menurun. Kondisi ini memaksa hotel untuk lebih kreatif dalam merancang strategi pemasaran dan penawaran harga agar tetap menarik minat konsumen. Ke depan, industri ini membutuhkan dukungan pemerintah untuk melewati masa sulit ini.
Editor: Rohman










Tinggalkan komentar