Hoaks di X Picu Lonjakan Saham AS, Kok Bisa?

Hoaks di X Picu Lonjakan Saham AS, Kok Bisa?

Haluannews Ekonomi – Sebuah informasi keliru di platform X memicu gejolak dramatis di pasar saham Amerika Serikat pada Senin pagi (7/4/2025). Berita tak terkonfirmasi mengenai kemungkinan penundaan tarif selama 90 hari membuat indeks saham melonjak tajam sebelum akhirnya dibantah oleh Gedung Putih. Kejadian ini menyoroti betapa cepatnya informasi palsu dapat mempengaruhi pasar finansial global.

COLLABMEDIANET

Melansir CNN.com, berita ini berawal dari wawancara Fox News dengan Kevin Hassett, Direktur Dewan Ekonomi Nasional. Saat ditanya soal kemungkinan penundaan tarif oleh Presiden Donald Trump, Hassett menjawab ambigu, "Presiden (akan) memutuskan apa yang presiden akan putuskan," tanpa memberikan kepastian. Pernyataan yang tak jelas ini justru memicu spekulasi liar di media sosial.

Hoaks di X Picu Lonjakan Saham AS, Kok Bisa?
Gambar Istimewa : awsimages.detik.net.id

Akun X bernama "Hammer Capital" (@yourfavorito) menjadi yang pertama menyebarkan klaim tersebut sekitar pukul 10.11 pagi waktu setempat. Satu menit kemudian, akun populer @DeItaone ("Walter Bloomberg") mengamplifikasi informasi tersebut. Sontak, indeks saham yang sebelumnya melemah langsung melesat di Bursa Saham New York. Para trader dilaporkan bersorak melihat grafik yang berubah drastis.

Haluannews.id melaporkan, para pembawa acara di siaran langsung Haluannews.id tampak kebingungan mencari sumber lonjakan mendadak tersebut. Mereka berupaya melacak berita utama yang menjadi pemicunya, namun informasi yang valid masih belum ditemukan. Haluannews.id kemudian menayangkan berita tersebut di layar, seolah-olah telah terkonfirmasi.

Namun, pada pukul 10:19, Reuters memberitakan komentar yang diduga tersebut, mengutip Haluannews.id. Saham kemudian turun setelah Gedung Putih membantah tegas berita tersebut. Haluannews.id segera melaporkan bantahan Gedung Putih, dan Reuters memperbarui beritanya, serta mengeluarkan peringatan dan mengakui kesalahan.

Akun "Walter Bloomberg" yang memiliki lebih dari 800.000 pengikut, sering memposting berita akurat dari Bloomberg dan Reuters, sehingga menambah kredibilitas informasi palsu tersebut. Baik akun ini maupun "Hammer Capital" tidak mengungkapkan identitas asli mereka, meskipun memiliki tanda centang biru yang seharusnya menandakan verifikasi identitas. Namun, kebijakan verifikasi akun di X yang kini berbayar membuat siapapun bisa membayar untuk mendapatkan tanda centang biru.

Setelah kerugian finansial terjadi, "Walter Bloomberg" menghapus postingan tersebut, sementara "Hammer Capital" mengklaim mendapatkan informasi dari Reuters dan Haluannews.id. Juru bicara Haluannews.id menyatakan bahwa mereka menayangkan informasi yang belum terkonfirmasi saat meliput pergerakan pasar secara langsung, dan reporter mereka dengan cepat melakukan koreksi.

Hammer Capital membantah telah memalsukan berita, mengatakan mereka hanya menyampaikan apa yang menjadi reaksi pasar. Kejadian ini menjadi pelajaran berharga tentang dampak informasi palsu di pasar saham dan pentingnya verifikasi informasi sebelum bertindak.

Editor: Rohman

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Tags:

Ikutikami :

Tinggalkan komentar