Harga Minyak Dunia Melejit Jelang Libur Natal!

Harga Minyak Dunia Melejit Jelang Libur Natal!

Haluannews Ekonomi – Harga minyak mentah dunia ditutup dengan kenaikan signifikan, mencapai lebih dari 1%, pada perdagangan Selasa (24/12/2024). Kenaikan ini terjadi setelah sebelumnya harga minyak sempat tertekan di awal pekan. Hal ini dipicu oleh prospek pengetatan pasokan yang terbatas menjelang liburan Natal, di tengah volume perdagangan yang menipis.

COLLABMEDIANET

Harga minyak Brent, acuan internasional, mengalami lonjakan 1,31%, menutup perdagangan di angka US$ 73,58 per barel. Sementara itu, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) juga ikut meroket 1,24%, mencapai US$ 70,1 per barel. Perlu dicatat, perdagangan minyak global libur pada Rabu (25/12/2024) untuk merayakan Natal.

Harga Minyak Dunia Melejit Jelang Libur Natal!
Gambar Istimewa : awsimages.detik.net.id

Analis dari FGE memprediksi harga minyak akan berfluktuasi di level saat ini dalam waktu dekat. Mereka beralasan bahwa aktivitas di pasar cenderung menurun selama musim liburan, dan pelaku pasar cenderung menunggu kejelasan gambaran neraca minyak global tahun 2024 dan 2025 sebelum mengambil langkah. Perubahan penawaran dan permintaan pada Desember dinilai telah mendukung pandangan yang kurang pesimis ini. Analis FGE menambahkan bahwa posisi pasar yang tipis berpotensi menyebabkan lonjakan harga jika terjadi gangguan pasokan.

Beberapa analis juga mencatat adanya indikasi peningkatan permintaan minyak dalam beberapa bulan mendatang. Neil Crosby, asisten wakil presiden analisis minyak Sparta Commodities, mengungkapkan bahwa tahun ini berakhir dengan konsensus dari lembaga-lembaga utama mengenai neraca cairan jangka panjang 2025 yang mulai memburuk.

Data dari American Petroleum Institute (API) memperkirakan penurunan stok minyak mentah dan sulingan AS pada pekan lalu, masing-masing sebesar 3,2 juta barel dan 2,5 juta barel. Namun, stok bensin diperkirakan naik 3,9 juta barel. Angka-angka ini akan diverifikasi dengan data resmi dari Badan Informasi Energi (EIA) dan Badan Statistik Departemen Energi AS.

Rencana pemerintah China untuk menerbitkan obligasi pemerintah khusus senilai 3 triliun yuan (US$ 411 miliar) tahun depan juga menjadi faktor pendukung harga minyak. Langkah stimulus fiskal ini bertujuan untuk menghidupkan kembali ekonomi China yang sedang lesu. Kelvin Wong, analis pasar senior OANDA, memperkirakan stimulus China akan memberikan dukungan jangka pendek untuk minyak mentah WTI di kisaran US$ 67 per barel.

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Tags:

Ikutikami :

Tinggalkan komentar