Google Ultimatum: WFH atau Dipecat!

Google Ultimatum: WFH atau Dipecat!

Haluannews Ekonomi – Raksasa teknologi Google tak main-main dalam menerapkan kebijakan kerja. Mereka memberikan ultimatum kepada karyawan yang masih bekerja dari rumah (WFH): kembali ke kantor atau siap-siap kehilangan pekerjaan. Hal ini terungkap dari dokumen internal yang diperoleh Haluannews.id.

COLLABMEDIANET

Beberapa divisi di Google telah menginstruksikan karyawan remote untuk kembali menerapkan skema kerja hybrid. Peringatan ini bahkan berlaku bagi karyawan yang sebelumnya telah mendapat izin resmi untuk bekerja sepenuhnya dari rumah. Langkah tegas ini diambil seiring meredanya pandemi dan upaya efisiensi biaya yang tengah digencarkan perusahaan teknologi secara global.

Google Ultimatum: WFH atau Dipecat!
Gambar Istimewa : awsimages.detik.net.id

Karyawan yang tinggal jauh dari kantor kini dihadapkan pada dilema. Mereka harus mempertimbangkan ulang keputusan pindah tempat tinggal, atau siap kehilangan pekerjaan. Sebagai langkah antisipasi, Google bahkan menawarkan program pengunduran diri sukarela (voluntary buyout) kepada karyawan tetap di AS pada awal 2025. Bagi pekerja remote, ini menjadi jalan keluar jika menolak kembali ke kantor minimal tiga hari dalam seminggu.

Keputusan ini juga berkaitan erat dengan fokus Google yang kini beralih ke pengembangan kecerdasan buatan (AI). Investasi besar-besaran di sektor ini membutuhkan infrastruktur dan tenaga kerja teknis yang optimal, sehingga efisiensi menjadi kunci. Sejak melakukan PHK massal pada awal 2023, jumlah karyawan Google telah menyusut dari sekitar 190.000 menjadi sekitar 183.000 di akhir 2024.

Bahkan, salah satu pendiri Google, Sergey Brin, dalam memo internal meminta tim AI untuk bekerja di kantor setiap hari dengan durasi kerja ideal 60 jam per minggu. Brin menekankan perlunya Google "meningkatkan kecepatan" agar tetap kompetitif dalam persaingan AI yang semakin ketat.

Meskipun demikian, juru bicara Google, Courtenay Mencini, menegaskan bahwa keputusan meminta karyawan kembali ke kantor merupakan kebijakan masing-masing tim, bukan aturan perusahaan secara keseluruhan. "Kolaborasi langsung sangat penting dalam proses inovasi dan pemecahan masalah kompleks," ujar Mencini.

Namun, kebijakan ini tetap menimbulkan dampak nyata. Karyawan di Layanan Teknis Google, misalnya, diharuskan bekerja hybrid atau menerima paket resign sukarela. Karyawan remote di unit ini bahkan ditawari biaya relokasi untuk pindah dalam radius 80 km dari kantor. Sementara karyawan WFH di bagian sumber daya manusia (People Operations) yang tinggal dalam radius 80 km dari kantor harus memilih kerja hybrid bulan ini atau akan dirumahkan. Mencini menambahkan bahwa mereka harus kembali pada bulan Juni. Situasi ini menunjukkan bahwa era kerja fleksibel di raksasa teknologi mungkin telah berakhir.

Editor: Rohman

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Tags:

Ikutikami :

Tinggalkan komentar