Haluannews Ekonomi – PT Freeport Indonesia (PTFI) siap menggelontorkan dana fantastis untuk pengembangan tambang bawah tanah baru di Grasberg, Papua. Proyek ambisius yang diberi nama "Kucing Liar" ini membutuhkan belanja modal (capex) sekitar US$ 500 juta per tahun selama tujuh hingga delapan tahun mendatang. Informasi ini disampaikan langsung oleh Presiden Direktur PTFI, Tony Wenas, dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama DPR RI di Jakarta, Kamis (13/03/2025).
Related Post
Investasi besar-besaran ini bertujuan untuk menjaga stabilitas produksi bijih hingga 240 ribu ton per hari. Tambang Kucing Liar diharapkan mampu menggantikan produksi DMLZ yang mengalami penurunan. Proyek ini ditargetkan mulai beroperasi pada 2027 dan berpotensi menghasilkan 7 miliar ton tembaga serta 6 juta ons emas per tahun hingga 2041.
Saat ini, PTFI mengoperasikan tiga tambang di Grasberg, yaitu Grasberg Block Cave (140 ribu ton/hari), DMLZ (70 ribu ton/hari), dan Big Gossan (7 ribu ton/hari). Dengan beroperasinya Kucing Liar, Vice President Underground Engineering Freeport Indonesia, Anton Priatna, memperkirakan produksi bijih konsentrat akan meningkat hingga 220-230 ribu ton per hari pada 2029, bahkan mencapai 240 ribu ton per hari di tahun berikutnya. Target produksi Kucing Liar sendiri mencapai 90 ribu ton per hari pada tahun 2028.
Langkah PTFI ini menunjukkan komitmen perusahaan dalam mempertahankan posisi sebagai salah satu produsen tembaga dan emas terbesar di dunia. Investasi besar ini juga berpotensi memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia melalui peningkatan penerimaan negara dan penyerapan tenaga kerja. Namun, tantangan lingkungan dan sosial tetap perlu diperhatikan untuk memastikan keberlanjutan proyek ini.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar