Haluannews Ekonomi – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI memasang target ambisius: total aset Rp 500 triliun pada 2025. Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, mengungkapkan optimisme tersebut di tengah aset BSI yang per akhir tahun lalu baru mencapai sekitar Rp 409 triliun. Artinya, BSI perlu menambah aset sekitar Rp 94 triliun dalam waktu singkat. Strategi apa yang disiapkan?

Related Post
Hery menjelaskan, BSI memiliki sejumlah senjata andalan. Salah satunya adalah cadangan emas mencapai 17,5 ton. Jika target tercapai, BSI akan melesat ke posisi ketiga bank dengan kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia dan bank syariah terbesar kelima global. "Insya Allah bisa tercapai," tegas Hery di JCC Senayan, Jumat (14/3/2025).

Untuk mencapai target tersebut, BSI akan menggenjot pertumbuhan aset melalui strategi growth story. Salah satu fokusnya adalah meningkatkan porsi segmen wholesale (korporasi dan komersial) yang saat ini masih tertinggal dibanding segmen retail (konsumen). "Komposisi saat ini 70% retail, 30% wholesale. Kami akan geser menjadi sekitar 65:35," jelas Hery.
Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) juga menjadi fokus utama. BSI akan memanfaatkan potensi besar ekosistem haji. Hery menuturkan, dari 22 juta masyarakat Indonesia yang berhak naik haji, baru 5 juta yang memiliki rekening tabungan haji di BSI. Potensi pasar yang sangat besar ini menjadi lahan subur bagi pertumbuhan DPK.
Selain itu, BSI juga akan mengoptimalkan layanan bullion bank atau bisnis emas yang baru diluncurkan. "BSI adalah bank emas pertama di Indonesia. Potensi emas di masyarakat sangat besar, sekitar 1.800 ton. Ini akan memberikan multiplier effect yang signifikan terhadap aset dan DPK BSI," tambah Hery.
Dengan strategi yang terukur dan memanfaatkan potensi sumber daya yang dimiliki, BSI optimistis dapat mencapai target aset Rp 500 triliun pada 2025.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar