Haluannews Ekonomi – Rencana penawaran umum perdana saham (IPO) Bank DKI yang ditargetkan Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung dalam waktu 5 bulan hingga 1 tahun, ternyata belum sampai ke meja Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, secara tegas menyatakan belum menerima pengajuan atau konsultasi terkait IPO Bank DKI hingga saat ini. Pernyataan ini disampaikan Inarno dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan April 2025, Jumat (9/5/2025).

Related Post
Meskipun potensi IPO perbankan dinilai masih baik seiring kebutuhan penguatan permodalan di era digital, Inarno mengingatkan tantangan global dan volatilitas pasar yang mengharuskan calon emiten memiliki strategi tepat dan valuasi optimal. Selektivitas investor saat ini juga menjadi faktor kunci keberhasilan IPO, di mana kejelasan strategi jangka panjang menjadi daya tarik utama.

Staf Khusus Gubernur Wakil Gubernur DKI Jakarta, Cyril Raoul Hakim (Chico), menambahkan bahwa Bank DKI perlu melakukan transformasi menyeluruh sebelum IPO. Transformasi ini mencakup sistem, sumber daya manusia (SDM), dan penyesuaian kompetensi agar sejalan dengan target Pemprov DKI Jakarta dan Bank DKI itu sendiri. Pramono Anung, menurut Chico, menginginkan Bank DKI menjadi perusahaan terbuka yang diawasi publik melalui kepemilikan saham, karena perusahaan terbuka cenderung memiliki kinerja lebih baik. Namun, transformasi internal menjadi prasyarat mutlak sebelum langkah menuju bursa dilakukan. Tantangan besar ini perlu dijawab Bank DKI sebelum dapat menarik minat investor.
Editor: Rohman










Tinggalkan komentar