Haluannews Ekonomi – Ancaman penurunan pasokan gas bumi akibat produksi sumur-sumur migas tua yang terus menurun ("natural declining") menjadi momok bagi industri di Tanah Air. Hal ini disampaikan Wakil Ketua Forum Industri Pengguna Gas Bumi (FIPGB), Achmad Widjaja, yang menekankan urgensi pemastian pasokan gas untuk menjaga ketahanan energi nasional. Pasalnya, keberlangsungan industri, dan akhirnya perekonomian Indonesia, sangat bergantung pada ketersediaan energi ini.

Related Post
FIPGB berharap pemerintah memastikan pemenuhan gas melalui Kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) dan memaksimalkan pemanfaatan sumber gas di Indonesia Timur. Jika langkah ini berhasil, target pertumbuhan ekonomi 8% bukan sekadar mimpi, tetapi dapat menjadi kenyataan. Sentimen serupa diungkapkan Ketua Umum Ikatan Perusahaan Gas Bumi Indonesia (IPGI), Eddy Asmanto. Ia menyatakan bahwa memaksimalkan produksi dan menjaga pasokan gas domestik merupakan kunci utama pencapaian ketahanan energi Indonesia.

Kedua tokoh industri ini memaparkan pandangannya dalam dialog eksklusif di program Squawk Box, Haluannews.id (Jumat, 14/03/2025). Mereka menekankan pentingnya langkah proaktif pemerintah untuk mengatasi potensi krisis gas bumi yang dapat menghambat laju pertumbuhan ekonomi nasional. Pernyataan tersebut menjadi sorotan mengingat peran vital gas bumi dalam menopang berbagai sektor industri strategis di Indonesia. Ketidakpastian pasokan gas berpotensi menimbulkan guncangan serius, terutama bagi industri yang sangat bergantung pada energi tersebut.
Pemerintah dihadapkan pada tantangan besar untuk menyeimbangkan antara target pertumbuhan ekonomi yang ambisius dengan kebutuhan untuk memastikan ketahanan energi nasional. Keberhasilan dalam mengelola pasokan gas bumi akan menjadi penentu penting dalam mencapai target tersebut. Langkah-langkah konkret dan terukur perlu segera diambil untuk menghindari potensi krisis yang dapat berdampak luas terhadap perekonomian Indonesia.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar