Haluannews Ekonomi – Pasca rilis risalah The Fed dan jelang data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) dari Bank Indonesia (BI), rupiah tertekan terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Pada perdagangan Kamis (20/02/2025), rupiah dibuka stagnan di level Rp 16.330/US$, namun tak berselang lama melemah ke Rp 16.355/US$.

Related Post
Haluannews.id mencatat, indeks dolar AS (DXY) pada pukul 08:57 WIB terpantau turun tipis 0,03% ke angka 107,15, sedikit lebih rendah dari posisi kemarin (19/2/2025) di angka 107,17. Pergerakan rupiah hari ini dipengaruhi sentimen eksternal dan internal.

Risalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) The Fed pada Januari lalu menjadi sorotan. The Fed menegaskan perlunya inflasi turun signifikan sebelum memangkas suku bunga lebih lanjut. Kekhawatiran atas dampak kebijakan tarif Presiden Donald Trump terhadap pencapaian tersebut juga diungkapkan. FOMC sepakat mempertahankan suku bunga di level 4,25-4,50%, setelah tiga kali pemangkasan berturut-turut. Risalah tersebut juga menyoroti kekhawatiran anggota FOMC terhadap potensi dampak pemerintahan baru, termasuk pembahasan tarif, pengurangan regulasi, dan pajak.
Di sisi domestik, rilis data transaksi berjalan dan NPI kuartal IV-2024 pagi ini menjadi perhatian. Defisit transaksi berjalan berpotensi menekan rupiah.
Haluannews.id Research
Editor: Rohman










Tinggalkan komentar