Haluannews Ekonomi – Rupiah mengawali perdagangan Rabu (26/2/2025) dengan pergerakan yang relatif tenang, berada di level Rp 16.330 per dolar AS. Hal ini terjadi di tengah pelemahan indeks dolar AS (DXY) yang tertekan oleh data ekonomi Negeri Paman Sam yang mengecewakan dan kekhawatiran akan kebijakan tarif dagang Presiden Donald Trump. Dibanding penutupan perdagangan Selasa (25/2/2025), rupiah bahkan menguat tipis 0,06%.
Related Post
Pelemahan DXY pada Selasa (25/2/2025) mencapai 0,27%, menurun ke level 106,35. Penurunan ini didorong oleh data kepercayaan konsumen AS versi Conference Board yang jauh di bawah ekspektasi, hanya mencapai 98,3. Angka ini merupakan level terendah dalam delapan bulan terakhir dan penurunan terbesar dalam 2,5 tahun. Kondisi ini semakin diperparah oleh ketidakpastian kebijakan tarif dagang AS. Trump menegaskan bahwa tarif impor dari Meksiko dan Kanada akan tetap berlaku mulai 4 Maret mendatang, meskipun sebelumnya sempat ditunda. Ancaman "reciprocal tariffs" pada 1 April juga menambah kekhawatiran pasar.
Di tengah sentimen negatif tersebut, pasar juga mencermati data ekonomi AS yang akan dirilis pekan ini. Data pertumbuhan ekonomi AS kuartal IV 2024 dan indeks harga PCE Januari akan menjadi penentu ekspektasi pasar terhadap kebijakan suku bunga The Fed selanjutnya. Pergerakan rupiah ke depan akan sangat dipengaruhi oleh dinamika data-data makro ekonomi tersebut. Para pelaku pasar pun bersiap menyikapi perkembangan ini dengan cermat.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar